BISNISBALI.com – Memperingati Hari keluarga nasional (Harganas), Kepala BKKBN Pusat Dr. (H.C.) dr. Hasto membidik sejuta akseptor di seluruh Indonesia. Pada sambutannya di acara “Peluncuran Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor” di RS Bali Mandara, Sanur, Selasa (4/6), dokter Hasto sempat menyinggung tentang Sandwich Generation, yakni generasi yang bertanggung jawab terhadap orang tua yang banyak melimpah karena aging population, selain bertanggung jawab terhadap anak-anaknya.
“Sandwich generation itu, generasi yang harus mampu menanggung orang tua-orang tua yang lemah tadi. Sandwich generation juga kita ajak supaya memproduksi anaknya harus sehat dengan jarak diatur dengan sebaik-baiknya supaya nanti bisa menopang aging population dengan baik. Sehingga bonus demografi pada tahun 2035 sampai 2040 akan betul-betul menaikkan pendapatan per kapita kita,” ujar dokter Hasto.
Terkait penggunaan alat KB, ia mengaku optimis karena sejak peluncuran sejuta akseptor, saat ini angka KB telah mencapai 61,4 persen dibandingkan angka 57 persen pada tahun sebelumnya. Ia mengaku angka peserta kontrasepsi di atas 60 persen selama sepuluh tahun terakhir baru terjadi sekarang.
Di sisi lain, dokter Hasto juga berharap bisa menurunkan angka stunting menjadi 14 persen sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun, ia menilai tantangannya cukup besar, sehingga jika ada kehamilan 4,8 juta diharapkan tiap tahun ada 4,8 juta orang KB baru, sehingga dari jumlah itu bisa dicegah timbulnya stunting baru.
“Hari ini ukuran kualitas SDM adalah bagaimana kemampuan SDM itu mampu bekerja di dalam satu institusi dan menghasilkan sesuatu yang bisa diukur secara capital yang namanya Human Capital Index. Dan yang menentukan dalam Human Capital Index ini adalah bagaimana pertumbuhan anak kita cerdas atau tidak,” ungkap dokter. Hasto.
Karena cerdas atau tidaknya anak sangat dipengaruhi oleh stunting, maka stunting itu dinilainya menjadi penting. Ia juga menilai stunting ini sangat dipengaruhi oleh jarak anak.
“Hari ini kita bersama-sama sejuta akseptor ini, karena kita ingin sama-sama mengatur jarak anak jangan kurang dari tiga tahun,” tegasnya.
Sementara itu, angka stunting di Bali pada tahun lalu berada di angka 7,2 persen. Menurut Sekda Bali, Dewa Made Indra yang hadir pada acara tersebut, angka ini merupakan yang terendah secara nasional.
“Terkait target 11.800 pengguna akspetor hari ini, kita optimis bisa tercapai. Tadi kita sudah membulatkan tekad harus tercapai. Kan tempatnya dilaksanakan di Bali. Itu suatu kehormatan Bali dipilih sebagai tempat peluncuran program ini. Jadi kita harus bertanggung jawab sebagai tuan rumah, tadi kita sudah berkoordinasi agar target ini bisa tercapai,” tegas Dewa Made Indra. *rah