Sabtu, November 23, 2024
BerandaBaliKenaikan Indeks Harga Konsumen Pengaruhi Inflasi Bali

Kenaikan Indeks Harga Konsumen Pengaruhi Inflasi Bali

BPS Bali mencatat perkembangan harga berbagai komoditas pada Mei 2024 di Provinsi Bali yang diwakili Kota Denpasar, Kabupaten Singaraja, Kabupaten Badung, dan Kabupaten Tabanan secara tahunan menunjukkan adanya kenaikan.

Denpasar (bisnisbali.com) –BPS Bali mencatat perkembangan harga berbagai komoditas pada Mei 2024 di Provinsi Bali yang diwakili Kota Denpasar, Kabupaten Singaraja, Kabupaten Badung, dan Kabupaten Tabanan secara tahunan menunjukkan adanya kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Provinsi Bali di 4 kabupaten/kota tersebut, pada Mei 2024 terjadi inflasi y-on-y sebesar 3,54 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 103,51 pada Mei 2023 menjadi 107,17 pada Mei 2024.

Sementara itu, tingkat inflasi tahun kalender (year to date/ytd) Mei 2024 tercatat inflasi sebesar 1,68 persen, sedangkan inflasi bulanan (m-to-m) tercatat deflasi sebesar 0,10 persen.

Kepala BPS Bali Endang Retno Sri Subiyandani di Denpasar, Senin (3/6) menyampaikan, inflasi tahunan (y-on-y) terjadi karena naiknya harga komoditas-komoditas amatan yang ditunjukkan oleh naiknya IHK pada sembilan kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau naik sebesar 7,71 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,56 persen. Kemudian, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,10 persen, kelompok kesehatan sebesar 1,38 persen, kelompok transportasi sebesar 1,87 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 3,17 persen, kelompok pendidikan sebesar 3,24 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 4,23 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 2,12 persen.

Sementara itu, dua kelompok pengeluaran tercatat mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga turun sebesar 0,22 persen serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen.

Pada Mei 2024, kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 2,34 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,07 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,01 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,04 persen; kelompok transportasi soebesar 0,21 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,05 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,22 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,41 persen, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,20 persen.

Sementara kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, yaitu kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,01 persen. Di sisi lain, terdapat kelompok pengeluaran yang tidak memberikan andil inflasi atau memberikan andil inflasi sangat kecil, yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan.

“Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi y-on-y pada bulan Mei 2024 antara lain beras, bawang merah, tomat, bawang putih, cabai merah, tarif parkir, Sigaret Kretek Mesin (SKM), Akademi/Perguruan Tinggi, pisang, nasi dengan lauk, Sigaret Putih Mesin (SPM), daging ayam ras, minyak goreng, kue basah, emas perhiasan, kol putih/kubis, kopi bubuk, gula pasir, kue kering berminyak, dan pembalut wanita,” paparnya.

Sementara itu, komoditas yang menahan laju inflasi y-on-y dengan memberikan sumbangan deflasi antara lain bahan bakar rumah tangga, tongkol diawetkan, sawi hijau, daging babi, sabun cair/cuci piring, kentang, vitamin, jeruk, ikan tongkol/ ikan ambu-ambu, bensin, canang sari, detergen cair, sabun mandi cair, sabun mandi, telepon seluler, mie kering instan, pepaya, sabun detergen bubuk, salak, dan pakaian bayi.

Sementara komoditas yang dominan memberikan andil deflasi m-to-m pada bulan Mei 2024 antara lain beras, tomat, daging ayam ras, sawi hijau, cabai rawit, telur ayam ras, buncis, pepaya, angkutan antar kota, jeruk, vitamin, kangkung, kacang panjang, buah naga, dan semangka.

Sementara itu, komoditas yang menahan laju deflasi m-to-m dengan memberikan sumbangan inflasi antara lain bawang merah, tarif parkir, kol putih/kubis, jagung manis, nasi dengan lauk, bawang putih, kue kering berminyak, terong, minyak goreng, cabai merah, ikan tongkol/ ikan ambu-ambu, bawang bombay, emas perhiasan, ayam goreng, cuci kendaraan, bubur, canang sari dan shampoo.*dik

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer