BISNISBALI.com – Pemerintah menyebut ekosistem startup Indonesia kian dinamis. Pada salah satu kesempatan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno memaparkan isu-isu terkini dari bidang ekonomi digital termasuk peran pemerintah Indonesia dalam pengembangan ekosistem startup terutama di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Indonesia telah mampu melahirkan ekosistem startup yang paling dinamis di Asia Tenggara, hampir 3000 startup yang beroperasi di Indonesia ini merupakan bagian dari kolaborasi, peran pemerintah, dan ekosistem yang mencakup stakeholder pentahelix lainnya,” kata Sandiaga dalam keterangan tertulis yang dipantau di Denpasar, Selasa (4/6).
Ia menyebut Indonesia berada di peringkat tertinggi negara dengan jumlah startup terbanyak, dengan 2 decacorn (GoTO dan J&T Express), dan 9 Unicorn (Traveloka, Bukalapak, OVO, Xendit, Ajaib, Kopi Kenangan, DANA, Blibli.ccom, dan Tiket.com). Indonesia juga menjadi satu-satunya anggota ASEAN di 10 negara teratas dengan startup terbanyak.
Pemerintah Indonesia telah memastikan bahwa UMKM/startup yang terbentuk mampu bersaing secara kompetitif dengan memiliki sikap adaptif (terhadap perubahan teknologi dan tuntutan zaman yang terus berkembang), inovatif (menciptakan peluang bisnis berbasis data melalui R&D), dan karakter kolaboratif dengan melibatkan berbagai kepentingan akademik, bisnis, komunitas, dan pemerintah untuk menjawab tantangan yang ada dan yang akan datang.
“Dalam mendukung pengembangan ekosistem digital di Indonesia didasarkan pada pembangunan ekosistem yang cocok bagi startup dan UMKM agar mampu tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan, Kemenparekraf menginisiasi program BEKUP. Program yang dirangkai untuk memberikan solusi dalam meningkatkan inovasi di bidang industri ekonomi kreatif, membangun ekosistem digital yang berkelanjutan, serta memberikan kesempatan baru bagi masyarakat,” kata Sandiaga.
Menparekraf menjelaskan teknologi Artificial Intelligence (AI) mengambil peran luas dalam menyelesaikan permasalahan besar yang dihadapi negara berkembang, seperti biaya hidup yang tinggi terutama biaya kesehatan, pendidikan, dan biaya makan atau ongkos pangan yang menjadi perhatian utama masyarakat di Indonesia.
“AI juga bisa berperan dalam menyelesaikan permasalahan penciptaan lapangan kerja yang berkualitas, dan lapangan kerja yang bisa menyejahterakan masyarakat kita. Itulah peran AI yang nanti akan menjadi sangat berguna baik dari segi penyusunan kebijakan policy setting dan policy formulation, juga nanti pada saat implementasinya,” imbuh Sandiaga.
Pada ajang Asia Tech Singapore (ATxSG) 2024, Kemenparekraf berkolaborasi dengan Kementerian Perindustrian dan KBRI Singapura untuk menggelar Paviliun Indonesia yang juga memamerkan 14 perusahaan teknologi Indonesia, entitas Startup Indonesia, dan startup dari beberapa universitas di tanah air.
“Maka jika berbicara ekosistem digital, kita sudah on-kan event di ATx ini, three helix approach, government as regulator, business as participants, juga universitas sebagai pendorong RnD,” tandasnya. *rah