Jumat, November 22, 2024
BerandaBaliPenilaian Inovasi Tingkat Provinsi, Brida Gianyar Usulkan Pertanian Organik di Desa Sidan

Penilaian Inovasi Tingkat Provinsi, Brida Gianyar Usulkan Pertanian Organik di Desa Sidan

 

Gianyar (Bisnis Bali.com) –
Untuk bersaing inovasi di tingkat provinsi, Kabupaten Gianyar mengusulkan tiga inovasi meliputi inovasi pertanian organik di Desa Sidan, inovasi pesona warna warni kain songket sutra alami UKM di Br. Gede Batuan Sukawati dan inovasi gerakan sejuta biopori sistem digital di Desa Peliatan. Di bidang pertanian Brida menampilkan model pembangunan desa berbasis organik agrowisata dan budaya di Desa Sidan.
Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Kabupaten Gianyar, Drs. I Ketut Sedana, MAP., di sela penilaian Anugerah Swacitta Nugraha Tahun 2024 bidang pertanian di Eco Hill Desa Sidan Kamis(30/5) mengatakan model Pembangunan Desa Berbasis Organik Agrowisata dan Budaya menampilkan segi kemanfaatannya tertatanya lahan/landscape pertanian di Desa Sidan, terbangunnya ekosistem berketahanan pangan berbasis pertanian organik dan terciptanya objek wisata berbasis pertanian organik, agrowisata dan budaya.
Plt Kepala Bidang Pengembangan Inovasi dan Pengelolaan KI Brida Provinsi Bali, Ir. I Nyoman Suarta, M.Si saat mendampingi Ketua Tim Penilai Swacitta Nugraha Prof Supartha dan anggota tim dari Disperindag Provinsi Bali menyampaikan inovasi pertanian organik di Desa Sidan wajib memenuhi persyaratan sustainable dan bermanfaat bagi masyarakat (memberikan nilai ekonomis). Sebelumnya mengikuti penilaian, inovasi pertanian organik di Desa Sidan telah melalui proses pengajuan proposal dan proses verifikasi.
Nyoman Suarta menjelaskan selain melalui proses penilaian, tim juri akan menyempurnakan inovasi pertanian organik di Desa Sidan. Setelah disempurnakan, model pembangunan desa berbasis organik agrowisata dan budaya bisa dikembangkan di tingkat nasional maupun internasional. “Pertanian berbasis organik di Desa Sidan wajib dilestarikan, Jangan merasa puas jangan meninggalkan budaya dan kearifan lokal,” ucapnya.
Perbekel Desa Sidan, I Made Sukra Suyasa, menuturkan model pembangunan desa berbasis organik agrowisata dan budaya muncul saat masa pandemi 2020 dimana pupuk subsidi langka dan pupuk non subsidi mahal. Pemerintah Desa Sidan mengajak masyarakat yang kehilangan pekerjaan kembali mengembangkan pertanian tradisional secara organik.
Sukra Suyasa menambahkan sosialisasi pertanian organik berawal dari denplot 2 hektar tanam perdana pertanian organik. Pemerintah desa menjamin biaya produksi dan siap memasarkan hasil produksi melalui Bumdes termasuk pendampingan terhadap petani dalam pengembangan pertanian organik. “Selanjutnya, pertanian organik dikembangkan untuk desa wisata 101 hektar dengan melibatkan 7 Pekaseh,” tuturnya. *Kup

Penilaian model pembangunan desa berbasis organik agrowisata dan budaya di Desa Sidan.

 

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer