Piutang Perusahaan Pembiayaan di Bali masih Tunjukkan Pertumbuhan

Piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan di Bali posisi Maret 2024 masih menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi, walaupun dengan laju yang melandai dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

126
Kepala OJK Bali, Kristrianti Puji Rahayu

Denpasar (bisnisbali.com) –Piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan di Bali posisi Maret 2024 masih menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi, walaupun dengan laju yang melandai dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pembiayaan dari perusahaan pembiayaan di Bali mencapai Rp11,20 triliun, tumbuh 18,44 persen yoy, lebih rendah dibandingkan posisi Maret 2023 yang tumbuh sebesar 54,71 persen yoy.

Kepala OJK Bali, Kristrianti Puji Rahayu di Denpasar menyampaikan, pembiayaan tersebut didominasi oleh pembiayaan kepada perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor (market share 28,04 persen) serta pembiayaan kepada aktivitas penyewaan dan sewa guna usaha tanpa hak opsi, ketenagakerjaan, agen perjalanan dan penunjang usaha lainnya (market share 13,12 persen).

Di sisi lain, tingkat pembiayaan bermasalah relatif rendah dan terkendali. Tingkat NonPerforming Financing (NPF) posisi Maret 2024 sebesar 0,95 persen, masih stabil dibandingkan Februari 2024, serta menurun apabila dibandingkan Maret 2023 yang sebesar 1,45 persen.

Kristrianti menyebutkan penyaluran pembiayaan melalui fintech peer to peer lending juga masih menunjukkan pertumbuhan double digit dengan pertumbuhan sebesar 55,39 persen yoy yakni sebesar Rp1,05 triliun, meningkat dibandingkan Maret 2023 yang tumbuh sebesar 48,89 persen yoy.

“Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan pembiayaan, Tingkat Wan Prestasi 90 hari (TWP 90) Fintech peer to peer lending posisi Maret 2024 juga mengalami peningkatan menjadi sebesar 1,77 persen dibandingkan Maret 2023 yang sebesar 1,58 persen,” jelasnya.

Sementara itu, penyaluran pembiayaan melalui Modal Ventura di Provinsi Bali sebesar Rp89,30 triliun dengan pertumbuhan sebesar 3,36 persen yoy, melandai dibandingkan Maret 2023 yang tumbuh mencapai 80,15 persen yoy. Tingginya pertumbuhan posisi Maret 2023 disebabkan oleh low based effect yaitu pada posisi Maret 2022 pembiayaan Modal Ventura sebesar Rp6,11 triliun dengan pertumbuhan yang terkontraksi -16,99 persen yoy.

“Sama halnya dengan perusahaan pembiayaan, tingkat NPF Modal Ventura posisi Maret 2024 relatif rendah yaitu sebesar 1,42 persen, sedikit lebih tinggi dibandingkan Maret 2024 yang sebesar 1,38 persen,” paparnya.

Kristrianti menambahkan, sementara itu dari jumlah investor pasar modal wilayah Bali masih tetap menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu mencapai double digit secara yoy. Pada Maret 2024, jumlah investor saham di Bali sebanyak 123.161 Single Investor Identification (SID) atau tumbuh 25,48 persen yoy. Demikian juga dengan jumlah investor Reksa Dana dan SBN yang masing-masing tumbuh sebesar 26,19 persen yoy dan 24,65 persen yoy.

Nilai kepemilikan saham di Bali mencapai Rp4,76 triliun atau tumbuh 4,26 persen yoy melandai dibandingkan Maret 2023 yang sebesar 11,57 persen yoy. *dik