Minggu, November 24, 2024
BerandaBaliSelama KTT WWF 2024, Kunjungan Wisatawan ke Tanah Lot Tembus 6 Ribu Per...

Selama KTT WWF 2024, Kunjungan Wisatawan ke Tanah Lot Tembus 6 Ribu Per Hari

KTT World Water Forum (WWF) ke-10 Tahun 2024 di Bali memberi imbas positif bagi Daya Tarik Wisata (DTW) Tanah Lot, Kabupaten Tabanan.

Tabanan (bisnisbali.com)-KTT World Water Forum (WWF) ke-10 Tahun 2024 di Bali memberi imbas positif bagi Daya Tarik Wisata (DTW) Tanah Lot, Kabupaten Tabanan. Itu tercermin dari rata-rata jumlah kunjungan wisatawan yang menembus angka 6 ribu orang per hari.

Manajer Operasional DTW Tanah Lot, I Wayan Sudiana, Minggu (26/5), mengungkapkan selama KTT WWF yang berlangsung 18-25 Mei, sejumlah delegasi negara peserta sempat mengunjungi DTW Tanah Lot. Di antaranya dari Jepang dan Hungaria yakni mantan Presiden Janos Ader bersama istrinya Anita Herczegh.

“Forum internasional yang dihadiri kepala negara atau pemerintahan itu membawa ribuan pengunjung dari berbagai negara. Para delegasi tidak hanya mengikuti konferensi tetapi juga berwisata ke berbagai destinasi unggulan di Bali termasuk Tanah Lot,” tuturnya.

Selama penyelenggaraan WWF rata-rata kunjungan ke Tanah Lot mencapai 6.400 orang per hari. Jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan rata-rata kunjungan wisatawan yang hanya 5.900 orang per hari pada periode awal bulan sebelumnya.

Meski mengantongi peningkatan kunjungan wisatawan dan WWF membawa dampak positif bagi DTW Tanah Lot, Sudiana mengeluhkan masih terdapatnya masalah yang memerlukan perhatian serius. Hal ini menyangkut keretakan pada tebing Pura Batubolong berlokasi di sebelah barat Pura Tanah Lot yang belum mendapatkan penanganan memadai hingga kini.

Menurutnya, belum ada kejelasan dari pihak berwenang terkait rencana perbaikan yang konkret. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran mengingat potensi bahaya yang dapat ditimbulkan jika keretakan tersebut tidak segera ditangani. ”Terakhir tim dari BWS datang bulan Februari lalu. Ketika itu masih dalam tahap penyusunan anggaran dan metode pelaksanaan yang dipakai” jelasnya.

Di sisi lain, upaya perbaikan dan renovasi di Tanah Lot juga masih berlanjut. Renovasi Pura Luhur Tanah Lot memang menghadapi tantangan berat, mengingat harus memperhitungkan siklus pasang surut air laut untuk pengangkutan material dan keperluan lainnya. Selain itu, fasilitas penunjang seperti bale sakanem sedang diperbaiki untuk mendukung kegiatan umat dan pariwisata. Pihak pengempon menyatakan bahwa tahap pertama ini ditargetkan selesai dalam beberapa bulan ke depan, sebelum memasuki tahap berikutnya yang lebih kompleks dan memerlukan waktu lebih lama.

“Dengan adanya perbaikan fasilitas dan peningkatan jumlah wisatawan, kami berharap Tanah Lot dapat terus menjadi destinasi wisata yang aman dan nyaman, sambil menunggu solusi definitif terkait masalah keretakan tebing Batubolong,” pungkas Sudiana. *man

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer