Rabu, Desember 4, 2024
BerandaBaliWWF Dongkrak Kunjungan Wisatawan ke DTW Jatiluwih

WWF Dongkrak Kunjungan Wisatawan ke DTW Jatiluwih

Tabanan (bisnisbali.com)-KTT World Water Forum (WWF) ke-10 yang digelar di kawasan ITDC Nusa Dua pada 18-25 Mei memberi berkah tersendiri bagi Daya Tarik Wisata (DTW) Jatiluwih. Perhelatan internasional tersebut mendongkrak pendapatan destinasi yang masuk sebagai Warisan Budaya Dunia (WBD) ini seiring meningkatnya kunjungan.

Manajer Operasional DTW Jatiluwih, John Ketut Purna, Jumat (24/5), mengungkapkan selama KTT WWF 2024 ratusan delegasi dari sekitar 20 negara datang ke DTW Jatiluwih. Jika dirata-ratakan total kunjungan wisatawan mencapai 1.200-1.500 orang per hari atau mengalami lonjakan dibandingkan biasanya yang hanya 600-800 orang sehari. “Dibandingkan sebelumnya, peningkatan kunjungan selama kegiatan WWF hampir mencapai 50-100 persen per hari pada Mei,” tuturnya.

Peningkatan kunjungan tersebut tentunya memberi berkah tersendiri, terlebih lagi sejak April 2024 manajemen DTW Jatiluwih telah menaikkan harga tiket masuk untuk wisatawan mancanegara. Harga tiket masuk wisman yang semula Rp40 ribu ditingkatkan menjadi Rp50 ribu.

Menurut John, bertambahnya kunjungan wisatawan nantinya akan bedampak bagi masyarakat lokal atau petani Jatiluwih. Manajemen DTW Jatiluwih akan bisa lebih banyak membantu untuk menjaga keberlangsungan pertanian di kawasan Jatiluwih.

Selama ini dari pendapatan tiket masuk DTW, masyarakat Jatiluwih tidak lagi dikenakan iuran untuk menyelenggarakan upacara di pura (odalan) dan kegiatan yang ada di adat. Sementara manfaat yang didapat petani, tahun ini manajemen Jatiluwih memberikan subsidi untuk biaya pemupukan hingga pengolahan lahan.Ia mengharapkan dengan semakin meningkatnya kunjungan wisatawan ke DTW, pihaknya bersama subak di Jatiluwih akan menjadikan pertanian organik secara penuh. ”Mudahan-mudahan tahun 2025 atau 2026 sepenuhnya pertanian di Jatiluwih tidak lagi menggunakan kandungan kimia. Jadi, Jatiluwih terkenal dengan pertanian organiknya,” ujarnya.

John menambahkan, kunjungan delegasi WWF ke Jatiluwih juga mendongkrak pendapatan pelaku UMKM yang ditempatkan di sekitar kawasan. Itu tercermin dari transaksi khas Desa Jatiluwih, seperti beras merah, teh dan kerupuk yang menggunakan bahan baku dari beras merah. Semua produk ini cukup diminati oleh delegasi dan wisatawan yang datang ke Jatiluwih.

Sementara itu, delegasi KTT WWF dari Moroko, Siham Laraichi, menyatakan sangat tertarik dengan keindahan alam yang dimiliki Desa Jatiluwih. Ia berharap potensi ini dijaga dan dilestarikan. *man

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer