Rabu, Oktober 30, 2024
BerandaBaliPascanaiknya SPHP, Harga Beras di Pasar Tradisional Stabil

Pascanaiknya SPHP, Harga Beras di Pasar Tradisional Stabil

Pascanaiknya harga beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), berbagai kualitas beras di tingkat pedagang tradisional di Kabupaten Tabanan masih dibanderol stabil atau tidak terjadi lonjakan.

Tabanan (bisnisbali.com)-Pascanaiknya harga beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), berbagai kualitas beras di tingkat pedagang tradisional di Kabupaten Tabanan masih dibanderol stabil atau tidak terjadi lonjakan. Meski begitu, kondisi ini diyakini akan menjadi pemicu meningkatnya harga pada Juni nanti seiring menurunnya produksi setelah musim panen.

Hasil monitoring menunjukkan bahwa lonjakan harga bahan pangan hanya ditemukan pada cabai merah besar, cabai merah keriting dan cabai rawit hijau. Harga cabai merah besar naik dari posisi Rp50.000 menjadi Rp60.000 per kilogram atau meningkat 20 persen. Harga cabai merah keriting meningkat dari Rp55.000 menjadi Rp60.000 per kilogram atau naik 9 persen. Harga cabai rawit hijau melonjak dari Rp40.000 menjadi Rp50.000 per kilogram atau naik 25 persen. Sementara cabai rawit merah mengalami penurunan harga dari Rp40.000 menjadi Rp35.000 per kg atau turun 13 persen.

Tidak terdongkraknya harga beras pascanaiknya SPHP disambut gembira oleh sejumlah konsumen yang sebagian besar menyerap beras kualitas medium dan premium. Akan tetapi bergemingnya harga beras kualitas medium dan premium ini kemungkinan tidak akan bertahan lama, karena usai panen raya harga berpotensi merangkak naik.

Pengelola usaha penggilingan beras (PB) Boki Murni di Desa Bengkel, Kecamatan Kediri, Pande Putu Widya Paramarta, Selasa (7/5), mengungkapkan seharusnya kenaikan SPHP yang kini dipatok Rp12.500 per kilogram memicu lonjakan harga beras berbagai kualitas di pasaran. Namun, hal itu tidak terjadi, termasuk harga beras di tingkat usaha penggilingan.

Menurutnya, harga beras tidak naik disebabkan stok di pabrik penggilingan di Jawa dan di Bali masih banyak seiring musim panen. Di sisi lain, permintaan pasar akan beras lesu saat ini. Namun, stabilnya harga beras kemungkinan tidak akan berlangsung lama. Paling cepat minggu depan atau Juni nanti harga beras secara umum akan naik karena menurunnya jumlah panen.

Widya Paramarta memprediksi beras SPHP berpotensi kurang diminati pasar, kecuali difungsikan oleh konsumen sebagai campuran beras lokal. ‘’Harga beras lokal dan SPHP hampir bersaing, sehingga konsumen yang lebih mementingkan kualitas kemungkinan memilih beras medium,” kilahnya. *man

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer