Senin, November 25, 2024
BerandaBaliPengembang Properti Mewah di Bali Targetkan 80 Persen Pasar Domestik

Pengembang Properti Mewah di Bali Targetkan 80 Persen Pasar Domestik

Tabanan (bisnisbali.com) – Konsultan properti Knight Frank menyatakan Bali merupakan salah satu dari sepuluh destinasi pilihan investasi orang kaya sebagai rumah kedua. Riset ini juga menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi di Bali mencapai 7,5 persen sejak tahun 2021, dengan rata-rata okupansi yang terus meningkat hingga mencapai 75 persen, membuat investasi di Bali sangat menarik.
Inilah membuat perusahaan pengembang dan manajemen properti butik yang berbasis di Bali, OXO Group Indonesia membangun hunian mewah dengan nilai proyek Rp500 miliar dan akan menampilkan 40-unit vila bergaya neo luxury di atas lahan seluas 2 hektare yang dilengkapi dengan fasilitas komunal bagi para penghuni. Dengan luas bangunan mulai 182-meter persegi hingga 286-meter persegi di kawasan Nyanyi, Desa Beraban, Tabanan, pihaknya bakal memikat konsumen lokal maupun internasional dengan harga mulai dari Rp7,5 miliar.
“Satu hal yang pasti, lokasi proyek hunian terbaru ini terletak tepat di depan Nuanu City, sebuah proyek yang digadang akan menjadi The Next Big Thing di Bali setelah Canggu dalam 2 -3 tahun ke depan,” kata Johannes Weissenbaeck, Founder dan CEO OXO Group Indonesia di Tabanan.
Johannes menilai pasar internasional meski saat ini masih kuat dan didominasi oleh konsumen dari Singapura, Amerika Serikat, Australia dan Jepang, jelas Johannes, ia menargetkan 80 persen pembeli domestik, sementara 20 persen dari mancanegara. Pihaknya melihat potensi yang sangat kuat dari calon pembeli dari Jakarta, Surabaya dan Medan, selain Bali sendiri. Karenanya perusahaan pengembang berbasis di Bali ini mengangkat prinsip-prinsip kebebasan baik secara finansial, maupun menikmati pengalaman hidup.
“Hal-hal fundamental tersebut merupakan aktualisasi dari konsep yang saat ini kita kenal sebagai Neo Luxury Living,” ungkapnya.
Warga Austria yang sudah 10 tahun di Bali ini memandang kemewahan tidak lagi dibatasi oleh material bahan bangunan yang digunakan misalnya marmer namun lebih kepada value, desain, kepraktisan, experience, dan gaya hidup berkelanjutan.
“Kami meyakini hunian ini akan menjadi game changer yang menciptakan standar baru dalam industri properti di Bali,” tutur Jo sapaan akrabnya.
Didampingi Desainer Arsitektur, Alexis Dornier dikatakan Nuanu dikembangkan sebagai kota kreatif seluas 44 hektare dan mewujudkan esensi dari Tri Hita Karana, yang merupakan filosofi hidup dari masyarakat Bali. Dirancang sebagai ekosistem yang terintegrasi, Nuanu City menawarkan pengalaman transformatif yang memadukan seni, budaya, kesehatan, kehidupan yang terinspirasi dari alam, dan dampak sosial, menjadikannya destinasi yang wajib dikunjungi bagi mereka yang mencari petualangan yang kaya dan bermakna di Bali.
Sebuah komunitas yang terdiri dari para creator, pemimpin, dan pembuat perubahan yang dinamis, Nuanu menciptakan sebuah lingkungan di mana pengunjung dan tamu dapat terhubung, berkolaborasi, dan berkreasi bersama. Mulai dari instalasi seni yang unik, cagar alam tepi pantai, program budaya hingga ruang kerja bersama dan ruang komunal yang inovatif, setiap aspek dari Nuanu dirancang untuk memicu kreativitas dan menumbuhkan hubungan yang bermakna.
“Setiap proyek hunian yang kami kerjakan harus memiliki standar internasional dan bisa diterima, bukan hanya oleh pasar domestik, namun juga pasar global,” ungkapnya.
Perusahaan pengembang yang selalu mengedepankan gaya hidup berkelanjutan ini menyampaikan semua properti yang dibangun dilengkapi dengan panel tenaga surya, area resapan air hujan, water treatment, penyaring air osmosis, hingga bahan baku hasil daur ulang atau dapat didaur ulang.*dik

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer