Rabu, Oktober 30, 2024
BerandaBaliDTW Jatiluwih akan Suguhkan Teh Beras Merah kepada Delegasi WWF  

DTW Jatiluwih akan Suguhkan Teh Beras Merah kepada Delegasi WWF  

Pengelola Daya Tarik Wisata (DTW) Jatiluwih, Kabupaten Tabanan, terus mematangkan persiapan menjelang kunjungan delegasi World Water Forum (WWF).

Tabanan (bisnisbali.com)- Pengelola Daya Tarik Wisata (DTW) Jatiluwih, Kabupaten Tabanan, terus mematangkan persiapan menjelang kunjungan delegasi World Water Forum (WWF). Persiapan yang dilakukan tidak hanya mempercantik kawasan, namun juga terkait suguhan hidangan lokal di kawasan yang sudah diakui sebagai Warisan Budaya Dunia (WBD) ini.

Manajer Operasional DTW Jatiluwih, I Ketut Purna, Senin (6/5), menyampaikan pemasangan penjor akan menjadi salah satu upaya mempercantik kawasan dalam menyambut kunjungan delegasi WWF. Selain itu, pihaknya akan menyajikan teh beras merah khas Jatiluwih lengkap dengan pementasan Tari Metangi dan pertunjukan aktivitas pertanian sehari-hari.

Diterangkannya, selama ini stok bahan baku teh beras merah selalu ada di Jatiluwih, bahkan siap disuguhkan kepada ribuan delegasi WWF nanti. “Para delegasi akan kami suguhkan teh dari bahan baku beras merah yang merupakan produksi atau sajian khas Jatiluwih,” jelasnya.

Pria yang akrab disapa John ini juga telah mempersiapkan sejumlah pemandu untuk memaparkan budaya pertanian kepada delegasi WWF. Utamanya menerangkan bagaimana air diatur subak untuk kesejahteraan bersama petani di sepanjang hamparan sawah terasering dan memiliki lintasan jogging yang selalu digunakan wisatawan untuk melihat subak lebih dekat. “Dalam sehari rata-rata 1.000 wisatawan yang datang ke Jatiluwih menyusuri sawah selama 1-2 jam. Sekitar 85 persen di antara mereka adalah wisatawan mancanegara, terutama Eropa,” ujar Purna.

Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengunjungi Desa Jatiluwih, Jumat (3/5) lalu. Kunjungan ini untuk memastikan kesiapan Jatiluwih sebagai lokasi kedatangan delegasi WWF.

Menparekraf menjelaskan, pengelolaan air di Bali yang penuh dengan kearifan lokal sudah mendapatkan pengakuan dunia oleh UNESCO dan siap ditampilkan sebagai kunjungan lokasi dalam WWF 2024. ‘’Jatiluwih ditetapkan oleh UNESCO sebagai WBD pada 2012. Ini memantapkan posisi Indonesia dalam kepemimpinannya di forum pengelolaan air sedunia,” tegasnya. *man

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer