Denpasar (bisnisbali.com) –Perkembangan UMKM masih menjadi salah satu tolak ukur pertumbuhan ekonomi daerah. Terlebih lagi dengan inovasi dan optimalisasi digitalisasi yang memudahkan pelaku UMKM untuk meningkatkan omzet.
“Hal ini tentunya mendorong Bank BPD Bali sebagai salah satu bank penyalur KUR yang diharapkan mampu mendongkrak kinerja dan pengembangan UMKM dengan pebembiayaan yang mempermudah usaha rakyat di tengah kondis ekonomi yang berfluktuasi,” kata Dirut Bank BPD Bali, Nyoman Sudharma di Denpasar.
Menurutnya sebagai lembaga keuangan yang berfokus pada peningkatan pembangunan daerah yang sejalan dengan visinya yaitu menjadi bank yang kuat, berdaya saing tinggi, dan terkemuka dalam melayani UMKM serta berkontribusi bagi pertumbuhan perekonomian daerah yang berkelanjutan, Bank BPD Bali juga mendukung komitmen OJK dalam percepatan perluasan akses keuangan kepada pelaku UMKM bersama TPAKD serta penanganan inflasi oleh Bank Indonesia melalui TPID.
“Tak dapat dipungkiri, bahwa perkembangan teknologi saat ini sangat mendukung pelaku usaha UMKM untuk menjalankan usahanya lebih profesional agar dapat berkontribusi pada pertumbuhan laju perekonomian,” ujarnya.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali, Kristrianti Puji Rahayu menilai kinerja Industri Jasa Keuangan (IJK) di Provinsi Bali dan Nusa Tenggara posisi Februari 2024 tetap resilien dan terjaga stabil didukung oleh permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga.
Berdasarkan kategori debitur, sebesar 44,25 persen kredit di Bali dan Nusa Tenggara disalurkan kepada UMKM dengan pertumbuhan sebesar 10,52 persen yoy (Februari 2023: 7,00 persen yoy). Tingginya penyaluran kredit perbankan kepada UMKM menunjukkan keberpihakan bank untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
Penyaluran kredit mencapai Rp218,41 triliun atau tumbuh 11,34 persen yoy lebih tinggi dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 3,72 persen yoy (Januari 2024: 10,71 persen yoy). Berdasarkan jenis penggunaannya, sebesar 58,53 persen kredit di wilayah Bali dan Nusa Tenggara disalurkan kepada kredit produktif, yaitu 38,87 persen pada Modal Kerja dan 19,66 persen pada Investasi. *dik