Denpasar (bisnisbali.com) –OJK Provinsi Bali menginginkan tidak ada orang yang susah mendapatkan akses keuangan, terutama bagi segmen yang betul-betul membutuhkan. Kebijakan OJK adalah harus ada inklusi yang inklusif.
“No one left behind, tidak boleh ada satu pun orang yang tidak mendapatkan akses,” kata Kepala OJK Bali, Kristrianti Puji Rahayu di Denpasar.
Menurutnya, tentunya itu berdasarkan assessment dari industri perbankan yang mengelola keuangan masyarakat, sehingga tidak boleh sembarangan memberikan kredit ke konsumen yang tidak layak.
OJK Provinsi Bali bekerja sama dengan Badan Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Denpasar menyelenggarakan kegiatan Edukasi Keuangan Syariah. Dalam sambutannya tersebut, Kristrianti Puji Rahayu juga menyampaikan apresiasi atas sinergi dan aliansi strategis yang dilakukan oleh berbagai pihak dan berharap agar sinergi yang terjalin tidak berhenti di sini, karena OJK masih memiliki program-program lain seperti UMKM Bali Nadi Jayanthi dan TPAKD yang memerlukan sinergi OJK dengan berbagai pihak. Selain kegiatan edukasi pengenalan OJK dan Waspada Keuangan Digital, serta Pengenalan Industri Perbankan Syariah oleh Tim Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Provinsi Bali, juga dilaksanakan Tausiyah oleh Ustadz Usli dan penyerahan santunan secara simbolis kepada anak-anak Panti Asuhan, yang dirangkaikan pula dengan acara buka puasa bersama.
Tema kegiatan “Berburu Berkah Syariah dalam Rangka Peringatan Nuzulul Quran 1445 H” ini, selaras dengan tema yang dicanangkan OJK dari Kegiatan Gebyar Ramadhan Keuangan Syariah (Gerak Syariah) yang mengusung tema “Berburu Berkah Melalui Keuangan Syariah”, sebagai upaya meningkatkan literasi keuangan syariah secara masif dan merata.
“Dalam rangka memaksimalkan apa yang kita punya, kita harus memiliki kecerdasan dalam mengelola keuangan, sebagaimana teladan dari Nabi yaitu Fatonah, Amanah, Sidiq, dan Tabliq,” kata Kristrianti Puji Rahayu.*dik