Denpasar (bisnisbali.com)- Sempitnya lahan pertanian di Kota Denpasar membuat berbagai inovasi harus digencarkan untuk meningkatkan produktivitas. Salah satunya yang saat ini mulai dikembangkan adalah sistem pertanian presisi memanfaatkan teknologi drone dilengkapi dengan sensor.
Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kota Denpasar A.A. Gde Bayu Brahmasta saat diwawancarai, Selasa (26/3), mengatakan dengan teknologi sensor yang ada pada drone tersebut, petani bisa melakukan pemetaan terkait unsur hara tanah hingga hasil panen. “Drone ini sebagai alat bantu dan ada sistem sensor untuk melakukan pemetaan,” ujarnya.
Dari hasil pemetaan, petani akan tahu unsur hara pada setiap tanah sehingga bisa melakukan pemupukan yang sesuai. “Selama ini kalau manual biasanya diseragamkan semua. Misalnya NPK sekian, urea sekian. Tapi dengan teknologi tahu takarannya. Setiap lahan kebutuhan pupuknya berbeda,” jelasnya.
Menurut Bayu Brahmasta, jika tanah kelebihan pupuk maka bisa merusak unsur hara tanah itu sendiri. Tak hanya pemupukan, saat akan panen juga bisa dipetakan kembali dengan alat ini. Dengan demikian petani sudah tahu hasil panen dan memiliki nilai tawar.
Saat ini pertanian presisi sudah diterapkan di demplot Subak Umadesa, Kelurahan Pantih, Kecamatan Denpasar Timur. Melalui penerapan sistem pertanian presisi, terjadi peningkatan panen hingga 1 ton per hektar lahan. “Dengan ini kami punya data kuat terkait pertanian di Denpasar, Â efisien dalam produksi dan pemupukannya efektif,” katanya.
Dinas Pertanian Kota Denpasar akan memperluas cakupan penerapan sistem pertanian presisi. “Penerapan teknologi ini juga akan berkaitan dengan amprahan pupuk, sehingga setiap petani punya kebutuhan berbeda dan akurat,” tegasnya.
Bayu Brahmasta menambahkan, sebelum menerapkan pertanian presisi, pengujian unsur hara tanah dilakukan di laboratorium. Pengujian ini memakan waktu yang lama. Dalam penerapan pertanian presisi, Distan Denpasar bekerja sama dengan Pupuk Indonesia. *wid