Tabanan (bisnisbali.com)-Meski belum ada temuan kasus positif African Swine Fever (ASF) pada babi tahun ini, Pemerintah Kabupaten Tabanan melalui Dinas Pertanian mengintensifkan upaya pencegahan. Salah satunya melalui pendekatan edukasi biosecurity ke kalangan peternak.
Sesuai data Dinas Pertanian Tabanan, populasi babi di daerah lumbung pangan ini diperkirakan mencapai 30.288 ekor per Februari 2024. Jumlah tersebut menyebar di semua kecamatan. Di Kecamatan Pupuan sebanyak 610 ekor, Kecamatan Selemadeg Barat 1.690 ekor, Selemadeg 3.507 ekor, Kecamatan Selemadeg Timur 3.236 ekor, Kecamatan Kerambitan 1.834 ekor, Kecamatan Tabanan 1.164 ekor, Kecamatan Penebel 5.770 ekor, Kecamatan Marga 2.482 ekor, Kecamatan Baturiti 9.528 ekor dan Kecamatan Kediri 467 ekor.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan I Made Subagia, Rabu (20/3), mengungkapkan saat ini belum ada laporan adanya kematian babi milik peternak yang diakibatkan positif ASF. Meski begitu, pihaknya terus menggencarkan upaya pencegahan mengingat vaksin untuk ASF belum tersedia hingga kini. “Kunci terbaik di tengah tidaknya adanya vaksin adalah mencegah sebelum terjadinya kasus ASF,” ujarnya.
Upaya pencegahan dilakukan melalui penguatan biosecurity di kalangan peternak serta program Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) yang digalakkan oleh Puskeswan dan para penyuluh lapangan. Upaya ini diharapkan bisa membuat masyarakat beternak dengan baik dan benar serta langkah-langkah mitigasi yang perlu diambil untuk menghindari penyebaran virus tersebut. “Kami imbau peternak merawat ternak dan kandang serta memberikan vitamin dalam menjaga keamanan peternakan dari serangan ASF,” jelasnya.
Dinas Pertanian Tabanan juga aktif melakukan penyemprotan (spraying) di kandang-kandang ternak dalam mendukung upaya pencegahan munculnya kasus ASF. Sementara dalam memenuhi kebutuhan disinfektan untuk melakukan penyemprotan kandang, pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak provinsi terkait stok disinfektan.
“Jika stok disinfektan habis, kami akan mengajukan penambahan suplai ke provinsi. Ini merupakan gerakan bersama untuk menjaga keamanan peternakan dari ancaman ASF,” pungkas Subagia. *man