Tabanan (bisnisbali.com) – Nelayan di Kabupaten Tabanan diimbau tidak melaut hingga awal pekan nanti. Seruan tersebut menyusul adanya gelombang tinggi dan angin kencang yang berpotensi meningkatkan risiko melaut.
Ketua Paguyuban Nelayan Bali Ketut Arsana Yasa mengungkapkan, sejak dua hari terakhir dari pantauan satelit pantai di sebelah selatan Bali termasuk pesisir pantai di Kabupaten Tabanan terjadi angin kencang dan gelombang tinggi. Kondisi tersebut diperkirakan berlangsung hingga awal pekan depan dan berpotensi membahayakan nelayan ketika dipaksakan melaut. “Perahu bisa terbalik, sehingga kami imbau nelayan melalui grup WA dan medsos agar menunda sementara melaut hingga Senin depan,” tuturnya, Rabu (13/3).
Diterangkannya, di pesisir selatan Bali hembusan angin kencang mencapai di atas 40 kilometer per jam dan ketinggian gelombang sekitar 1,5 meter sampai 4 meter. Kondisi yang sama juga terjadi di pesisir laut bagian utara Bali. Bahkan, dampaknya lebih berbahaya karena ketinggian gelombang laut diperparah adanya momen setelah tilem yang mana biasanya selalu dibarengi pasangnya gelombang laut.
“Jadi, saya fokus mengimbau temen-temen di pantai utara Bali agar mengamankan alat tangkap, karena kemungkinan terjadi banjir rob. Puncaknya akan terjadi pada malam nanti dengan potensi gelombang menyentuh di atas 1,5 meter,” ujar Arsana Yasa.
Salah seorang anggota DPRD Tabanan ini melanjutkan, angin kencang dan gelombang tinggi sebagai dampak pergerakan angin siklon di wilayah selatan Sumatera dan Jawa yang sedang mengarah ke arah Australia barat daya dengan kecepatan di atas 100 kilometer per jam. Di pesisir laut selatan Tabanan puncak ketinggian gelombang akan terjadi pada Jumat (15/3) dan berangsur-angsur kembali normal pada awal pekan nanti.
Akan tetapi di tengah cuaca buruk ini potensi tangkapan nelayan cukup melimpah, terlebih lagi lobster. Kabupaten Tabanan menjadi salah satu penghasil perikanan tangkap yang memiliki potensi ekspor menjanjikan seiring mahalnya harga lobster yang menyentuh Rp400 ribu per kilogram ukuran 400 gram ke atas. “Hanya, sementara waktu karena kondisi cuaca buruk, potensi tersebut belum bisa digarap mengingat risiko terdampak,” kilah Arsana Yasa. *man