Gianyar (Bisnis Bali.com) –
Logistik merupakan lokomotif dari pertumbuhan ekonomi. Yang menurut data BPS menyumbangkan kontribusi yang besar dari sektor pergudangan dan transportasi.
Ketua Umum DPW Asosiasi Logistik Forwarding Indonesia (ALFI/ILFA) Bali, AA. Bagus Bayu Joni Saputra SE, MM di sela- sela Rapat Kerja Wilayah ALFI/ILFA Provinsi Bali 2024 Selasa (5/3) mengatakan pembangunan ekonomi bertujuan untuk menikatkan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dijelaskannya, pertumbuhan ekonomi nasional tidak bisa dilepaskan oleh pertumbuhan ekonomi daerah. Pertumbuhan ekonomi daerah disebabkan oleh salah satunya kegiatan logistik.
Wakil Ketua Umum Kadin Bali ini memaparkan logistik merupakan urat nadi (life blood) perekonomian suatu negara.
Penelitian mengatakan negara yang memiliki Logistik performance Indek yang tinggi cenderung memiliki pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi pula.
Lebih lanjut Bayu Joni mengatakan secara makro ekonomi mampu menciptakan lapangan kerja, menjaga inflasi dan menciptakan investasi. Secara mikro ekonomi meningkatkan efisiensi dan daya saing perusahaan.
Kinerja logistik masih kalah dengan negara tetangga. Cost logistik sekarang sebesar 14 persen dari GDP sebelumnya 20 persen dari GDP. Itu sebabnya Presiden menerbitkan Inpres No. 5 thn 2020 tentang Nasional Logistik Ekosistem (NLE) dan terus membangun Jalan Tol, Pelabuhan dan Bandara, mensimpelkan kegiatan, memangkas rantai pasok, menciptakan platporm Logistik berbasis digitalis. “Ini untuk mengejar ketertinggalan untuk menurunkan biaya logistik dan meningkatkan daya saing,” jelasnya
Bayu Joni berharap pemerintah selaku regulator, fasilitator dan dinamisator terus mendorong agar arus barang bisa lancar, supply chain berjalan baik. Dengan begitu, pelaku usaha di Bali agar bisa bertahan dan bertumbuh memanfaatkan tantangan dan peluang yang ada. “Ini tentu dengan terus beradaptasi dengan perubahan yang abadi melalui Inovasi, kreativitas dan keberanian mengambil resiko dari orientasi kewirausahaan pelaku usaha logistik di Provinsi Bali,” tuturnya.
Bayu Joni memaparkan tantangan dan peluang Logistik dan Forwarding Bali sangat besar. ALFI Bali menyampaikan terima kasih kepada Dinas Perhubungan, Dinas Perdagangan, BC, Otban, KSOP, Balai Karantina, Pelindo, Angkasa Pura sudah terjalin komunikasi dan koordinasi baik. “ALFI juga menyampaikan terima kasih pada penyedia jas dokumen ekport, fumigator, trucking, UMKM, eksportir sehingga layanan logistik dan forwarding bisa terus bergerak maju,” tegasnya.
Sementara itu GM Angkasa Pura 1 Bandara I Gusti Ngurah Rai, Handy Heryudhitiawan, menyampaikan pengguna jasa kargo dan pos melakukan pengiriman barang dikarenakan banyaknya Trafik Airlines. Operator Ware House memiliki ijin Kegiatan TPS Impor , Ekspor dan Transjioment dan di dukung dengan ketersediaan fasilitas Cod Storage di Terminal Kargo Internasional untuk penanganan barang komodity Pertshable Goods. “Bali Airport telah melakukan launching Tempat Pemeriksaan Fisik Terpadu (TPFT) guna melakukan simplifikasi dan efisiensi pengiriman harang kargo khususnya Marine Produk,” jelasnya.
Kadishub Bali, Dr Ir I Wayan Samsi Gunarta, MAPL menuturkan pembangunan infrastruktur Bali akan difokuskan untuk meningkatkan efisiensi logistik Bali melalui pembangunan infrastruktur darat, laut, dan udara. Konektivitas dengan struktur yang efisien, handal dan terintegrasi dapat mendukung sistem lagistik dan meningkatkan daya saing Bali. “Konektivitas antar wilayah di Bali akan fokus pada pengembangan akses darat antar wilayah di Bali dan pengembangan urban mobility plan (pengembangan LRT, BRT). Peningkatan konektivitas laut akan dikembangkan dengan pembangunan dan revitalisasi pelabuhan yang menghubungkan Bali dengan wilayah Nusa Tenggara dan Jawa Timur seperti Pelabuhan Padang Bai dan Pelabuhan Gilimanuk,” ucapnya.* kup