Tabanan (bisnisbali.com)- Masyarakat Kabupaten Tabanan diminta tetap kondusif menghadapi laju inflasi yang sedang terjadi. Bupati Tabanan selaku Ketua Tim Penanganan Inflasi Daerah (TPID) Tabanan menyampaikan hal ini saat mengikuti rapat koordinasi pengamanan pasokan dan harga pangan menjelang puasa dan Idul Fitri 2024 secara hybrid yang diadakan Badan Pangan Nasional, Senin (3/3).
Rakor bertempat di ruang rapat Kantor Bupati Tabanan itu dibuka Sekda Tabanan I Gede Susila. Hadir Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Kepala Badan Pusat Statistik Tabanan beserta anggota TPID Kabupaten Tabanan.
Inflasi pangan yang meningkat pada Februari 2024 tidak hanya menjadi isu lokal namun juga menjadi isu nasional bahkan global. Berdasarkan berita resmi statistik nomor 15/03/Th.XXVII, perkembangan indeks harga konsumen Februari menunjukkan kenaikan inflasi bulanan Indonesia mencapai 0,37% yang dipicu oleh kenaikan harga pangan. Lima komoditas penyumbang utama yakni beras, cabai merah, telur ayam ras, daging ayam ras dan minyak goreng.
Kepala Badan Pusat Statistik Tabanan Komang Bagus Pawastra menyampaikan, Kabupaten Tabanan mengalami inflasi cukup tinggi pada Februari 2024 yakni 0,68 persen dan sebesar 3,78 persen secara year to year dengan komoditas dominan yang memberikan andil/sumbangan inflasi adalah beras.
“Sejak awal tahun 2023 harga beras terus meningkat. Cuaca cukup ekstrem akibat El Nino berdampak pada kurang optimalnya produksi. Hal ini berakibat terbatasnya pasokan pada awal 2024. Terbatasnya pasokan juga disebabkan oleh belum adanya panen. Panen diperkirakan baru akan mulai Maret hingga April nanti. Di sisi lain permintaan cenderung meningkat dengan adanya hari raya berturut-turut mulai dari Imlek, Galungan, Kuningan, Nyepi dan sebentar lagi Lebaran,” ujarnya.
Sekretaris Pertanian drh. I Made Arya Putra menambahkan, produksi beras di Tabanan tahun 2023 sebesar 99.780 ton dan total kebutuhan efektif 43.680 ton. Hal ini menunjukkan bahwa pemenuhan kebutuhan beras di Kabupaten Tabanan telah tercukupi. Namun, dikarenakan Tabanan juga memasok beras untuk daerah lain, menyebabkan kenaikan permintaan sehingga meningkatkan inflasi.
“Perlu diingat juga Tabanan masih didominasi oleh pertanian. Konsumsinya masih didominasi kebutuhan pokok seperti makanan dan minuman, sehingga dampak inflasinya lebih besar. Sebab, bobot komoditas makanan seperti beras lebih tinggi dibanding di Denpasar dan Badung,” jelasnya. *man