Gianyar (Bisnis Bali.com) –
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Gianyar Ida Bagus Gaga Adi Saputra Senin (26/2) mengapresiasi kebijakan Pemkab Gianyar lewat Perbup Nomor : 2 Tahun 2024 yang menaikkan tunjangan perbaikan penghasilan (TPP) untuk para pejabat di lingkungan Pemkab. Namun disayangkan, kondisi yang miris Pemkab Gianyar malah menurunkan TPP untuk kalangan pegawai bawahan.
‘’Kami banyak sekali dapat laporan tentang TPP, kondisi ini benar-benar ironis, Kami sama sekali tidak memihak pegawai bawahan,’’ ujar wakil rakyat yang akrab disapa Gus Gaga.
Gus Gaga menyayangkan kebijakan eksekutif dalam menyusun skema dan kriteria untuk peningkatan penghasilan serangkaian peningkatan kinerja. Kenyataannya kebijakan ini sangat tidak berpihak terhadap pegawai bawahan. ‘’Dengan kebijakan ini, sepertinya hanya pejabat yang dibutuhkan berkinerja baik dan berkualitas, terus bagaimana dengan para staf,’’ tanyanya.
Politisi Partai Demokrat ini mengapresiasi setiap kebijakan peningkatan penghasilan pegawai. Karena memang dari aspek pendapatan daerah, Gianyar memungkinkan untuk menaikkan penghasilan pegawai dengan mempertimbangkan rasio antara kebutuhan, beban kerja, dan sebagainya. Hanya saja, sangat tidak elok ada jika terus terjadi kesenjangan pendapatan antara pejabat dengan bawahan, staf di instansi ‘’basah” dengan yang lain. Sebab yang namanya kesenjangan pastilah tidak baik hingga akan berdampak buruk pada kinerja organisasi.
Gus Gaga memaklumi, kalangan pegawai tidak berani mengeluh atas kebijakan ini. ‘’Tapi seyogyanya para pejabat pembuat kebijakan ini, punya hati untuk berempati terhadap bawahan, jangan dong begini caranya, kasihan mereka,’’ tegasnya.
Gus Gaga mengakui, perbedaan besaran TPP antara atasan dan bawahan wajar terjadi, hanya saja setidaknya jangan terlalu jomplang.
Dia mengingatkan kepada para pembuat kebijakan agar sekali – sekali bergaul dan menyelami hingga tahu suara hati bawahan. Setahunya, sudah menjadi rahasia umum kebanyakan dari mereka telah menggadaikan SK-nya di bank, koperasi, bahkan LPD. Dalam kondisi seperti itu, mereka sangat berharap punya pimpinan yang baik hati dan welas asih dengan kondisi pegawai bawahan. ‘’Coba rasakan bagaimana jadi bawahan, saya tahu itu karena saya dulu merintis karier mulai dari pegawai harian di Kantor Gubernur Bali hingga menjadi Sekda, makanya, saya sangat tidak bisa mentoleransi jika ada pimpinan instansi yang abai akan kesejahteraan bawahannya,’’ ujarnya.
Gus Gaga mengimbau kepada pengambil kebijakan agar mempertimbangkan kembali besaran TPP khususnya bagi kalangan pegawai bawahan. Jangan yang di atas makmur, namun yang di bawah hanya jadi penonton kemakmuran atasan. Tidak terkecuali, para Guru Tidak Tetap (GTT) yang eksis di tengah kekurangan guru, hingga peran mereka tidak bisa disepelekan. Mereka hanya menerima gaji berstandar UMR harusnya bisa mendapatkan tambahan pendapatan karena kinerjanya jelas. ‘’Dalam sebuah rapat nanti di DPRD, kami akan pertanyakan kebijakan ini karena dinilai tidak adil,’’ tegas politisi Demokrat ini.*kup