Denpasar (bisnisbali.com) -Pangsa subsektor pertanian terhadap PDRB Bali mencapai 14,68 persen dan pangsa tabama, perikanan tangkap dan perikanan budidaya terhadap ekspor barang Bali mencapai 15,60 persen. Karenanya, perlu upaya untuk memperkuat sektor pertanian di Bali sebagai sektor potensial di luar pariwisata untuk mengakselerasi perekonomian di Pulau Dewata.
Berdasarkan data BPS, pangsa penyerapan tenaga kerja pertanian terhadap total tenaga kerja mencapai 20,20 persen. sementara ekspor pertanian di Provinsi Bali didominasi oleh komoditas tabama, perikanan dan perkebunan. Sementara itu pembiayaan pada sektor pertanian terkonsentrasi pada sub sektor peternakan dan hortikultura.
Sedangkan kinerja lapangan usaha pertanian meningkat pada triwulan IV 2023 sejalan masuknya periode panen raya padi, perikanan tangkap, perikanan perairan umum daratan dan perikanan budidaya. Penyaluran kredit sektor juga turut bertumbuh tinggi dan positif meskipun sedikit melambat dengan risiko pembiayaan yang cukup rendah.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja mengatakan penting kiranya untuk terus memperkuat sektor pertanian, termasuk di dalamnya ada sektor perkebunan dan perikanan.
Berdasarkan data perekonomian Bali pada kuartal IV 2023, tumbuh menguat dan tercatat sebesar 5,86 persen (yoy) atau 5,71 persen (yoy) untuk keseluruhan tahun 2023, lebih tinggi dari kuartal sebelumnya yang sebesar 5,36 persen (yoy). Pertumbuhan ekonomi Bali juga lebih tinggi dibandingkan nasional yang tumbuh 5,04 persen (yoy) dan Bali menempati peringkat enam dari 34 provinsi di Indonesia.
Karenanya pada 2024, BI Bali memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Bali di kisaran 5 sampai 5,8 persen. Untuk mendukung itu semua perlu gerak cepat dan kerja bersama untuk mempercepat dan memperkuat perekonomian Bali. Selain sektor pertanian, lanjut Erwin, sektor lain yang juga harus diperkuat yakni infrastruktur dan pariwisata berkualitas. Pengembangan pariwisata yang berkualitas itu penting karena di dalamnya ada berbagai sektor yakni sektor akomodasi makan dan minum, transportasi dan konstruksi di dalamnya.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali GA Diah Utari dalam Sarasehan Perekonomian Bali mengatakan sektor pertanian telah menyumbang sekitar 15 persen terhadap PDRB Bali. Sektor ini mampu menyerap hingga 20 persen tenaga kerja, serta berperan penting dalam pengendalian inflasi.
Subsektor perikanan yang termasuk dalam sektor pertanian juga memiliki pangsa terbesar dan potensi ekspornya cukup tinggi. Diah Utari menambahkan, diversifikasi sumber pertumbuhan di luar pariwisata penting untuk menyeimbangkan pertumbuhan antara kawasan utara dan selatan Bali. Saat ini, kata dia, daerah berbasis pariwisata memiliki pendapatan per kapita per bulan, pengeluaran per bulan, dan intermediasi kredit yang lebih tinggi dibandingkan daerah non-pariwisata.*dik