Kamis, Oktober 31, 2024
BerandaBaliHarga Beras Terus Terkerek Naik Dalam Hitungan Kurang dari Seminggu

Harga Beras Terus Terkerek Naik Dalam Hitungan Kurang dari Seminggu

Harga beras di pasar tradisional Kabupaten Tabanan terus terkerek naik. Terbaru harga beras untuk kualitas medium sudah menyentuh Rp15.000-Rp16.000 per kg tergantung merek, sedangkan kualitas premium menyentuh Rp17.000 per kg.

Tabanan (bisnisbali.com) –Harga beras di pasar tradisional Kabupaten Tabanan terus terkerek naik. Terbaru harga beras untuk kualitas medium sudah menyentuh Rp15.000-Rp16.000 per kg tergantung merek, sedangkan kualitas premium menyentuh Rp17.000 per kg. Ironisnya pergerakan harga beras ini terjadi dalam hitungan kurang dari seminggu.

Berdasarkan hasil monitoring Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Tabanan, lonjakan harga beras kualitas medium ini bergerak naik dari posisi Rp14.000 per kg pada perdagangan sebelumnya. Sedangkan untuk beras kualitas premium tergantung merek bergerak dari posisi Rp16.000 per kg pada posisi perdagangan sebelumnya.

Selain harga beras, pada perdagangan minggu ini Disperindag Tabanan juga mencatat terjadi lonjakan pada harga bahan pangan lainnya. Di antaranya, cabai merah keriting yang naik dari posisi Rp60.000 per kg ke Rp65.000 per kg dan cabai rawit merah dari Rp40.000 per kg ke Rp45.000 per kg.

Lonjakan harga beras yang selalu berubah dalam hitungan kurang dari seminggu ini dibenarkan Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi) Tabanan, Ketut Budiarta. Ia mengungkapkan, sejak beberapa bulan terakhir harga beras di tingkat penggilingan mengalami tren kenaikan dan kondisi perubahan harganya hanya dalam hitungan kurang dari seminggu.

Seperti yang terjadi sekarang ini harga beras di tingkat penggilingan yang pada perdagangan dua hari lalu sudah naik ke posisi Rp 14.800 per kg untuk kualitas medium. Kini harga beras untuk kualitas yang sama sudah bergerak lagi ke posisi Rp15.000 per kg.”Tren lonjakan harga ini  tidak sampai seminggu sudah naik lagi. Kemungkinan akan seperti itu lagi nanti, terlebih lagi jelang hari raya Galungan yang biasanya dibarengi dengan naiknya permintaan pasar,” ujarnya, Kamis (15/2).

Perubahan lonjakan harga beras yang cukup cepat ini dipicu oleh jumlah panen di tingkat petani yang tidak seimbang dengan permintaan pasar, ditambah lagi dengan permintaan hasil panen oleh saudagar dari luar Bali yang bahkan siap membeli dengan harga jauh lebih mahal. Akibatnya, harga gabah di tingkat petani semakin mahal menyentuh Rp8.000 per kg – Rp8.300 per kg.

Jelas Budiarta, sekarang ini susah beli gabah, kalaupun ada kualitasnya tidak bagus. Salah satunya dicerminkan dari tingkat rendemen gabah yang dihasilkan petani rendah.”Karena panen juga sedikit, terpaksa meski rendemennya tidak bagus. Ya, kami tetap beli untuk bisa mempertahankan langganan beras selama ini,” kilahnya.

Meski begitu tetap saja volume dari serapan panen petani, akuinya belum maksimal untuk memenuhi permintaan pelanggan yang rata-rata mengorder beras mencapai 1 ton per hari per pelanggan.”Karena bahan baku (gabah) terbatas, kami akhirnya bagi hasil produksi (beras) agar semua pelanggan dapat. Meski tidak sesuai dengan jumlah permintaan pelanggan,” tandasnya. *man

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer