WAYAN Sudarta, warga banjar Dalem Baleran, Desa Pejaten, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, mampu meraup untung dari beragam olahan kuliner berbahan labi-labi atau empas yang diproduksi setiap hari. Tak cukup sampai di situ, cuan yang lebih menggiurkan didapatnya dari penjualan minyak empas yang diyakini memiliki segudang khasiat bagi kesehatan.
Pemilik Warung di Pangkung ini membuka usaha kuliner dengan bahan baku empas yang cita rasanya mirip daging penyu sejak tahun 2020 lalu. Daging empas tersebut diolahnya menjadi lawar dan serapah empas. “Awalnya saya jual di sekitar rumah, ternyata respons masyarakat sangat positif. Saya sampai kekurangan lawar karena banyaknya permintaan. Dari sanalah kemudian saya dapat ide untuk menjual olahan daging empas dan membuka warung di rumah,” terangnya.
Selama ini konsumennya datang hampir dari seluruh Bali. Untuk memenuhi kebutuhan produksi olahan empas, ia mencari hampir ke seluruh Pulau Dewata dan mendatangkan dari Jawa. Satu porsi olahan daging empas dijualnya dengan harga Rp30 ribu. ‘’Dengan harga tersebut, pelanggan sudah bisa menikmati satu porsi olahan daging empas yang terdiri dari nasi putih, serapah, lawar dan satu gelas air kelapa muda,” paparnya.
Ia juga menjual minyak empas yaitu lemak dari daging empas yang dijemur dalam waktu satu setengah tahun. Minyak empas memiliki banyak khasiat, di antaranya sebagai obat asam lambung, meremajakan kulit dan memperkuat vitalitas. ”Sudah banyak yang membuktikan khasiat minyak lemak empas ini,” pungkasnya.
Minyak empas dijualnya mulai Rp10 ribu per mililiter. Sementara untuk kemasan botol harganya mulai Rp100 ribu untuk ukuran 20 mililiter hingga Rp400 ribu untuk ukuran 100 mililiter. *man