Denpasar (bisnisbali.com)-Pulau Nusa Penida menjadi destinasi favorit saat ini baik bagi wisatawan lokal, domestik maupun mancanegara. Untuk itu, salah satu kecamatan di Kabupaten Klungkung ini terus ditata mulai dari pembangunan pelabuhan hingga infrastruktur. Penerapan tiket elektronik (electronic ticketing/e-ticketing) di pelabuhan pun digencarkan untuk meminimalkan tindakan tidak bertanggung jawab atau mencegah kebocoran.
Kepala Kantor UPP Kelas II Nusa Penida, Ni Luh Putu Eka Suyasmin, S.E., M.M., saat ditemui di Sanur, Kamis (25/1), mengatakan penerapan e-ticketing sebagai upaya penertiban terkait aktivitas di pelabuhan baik keberangkatan (embarkasi) maupun penurunan (debarkasi) penumpang. “Kita harus meyakini semua penumpang sudah memiliki tiket (saat menyeberang). Ke depannya kita harapkan agar pembelian sudah online, tidak manual lagi,” tegasnya.
Disebutkannya, beberapa tempat di Nusa Penida sudah menerapkan e-ticketing melalui kerja sama dengan penyedia aplikasi. Pihaknya tetap membuka diri jika ada penyedia aplikasi lain yang ingin bekerja sama. Ke depan secara perlahan akan dialihkan agar tiket penyeberangan terbiasa didapatkan secara online.
Jika nantinya pembelian tiket sudah bisa dilakukan secara online, jumlah penumpang akan dapat diketahui sebelumnya. Hal ini bakal membantu mencegah terjadinya overload (kepenuhan) penumpang dalam setiap keberangkatan. Namun, hal ini masih membutuhkan pembiasaan untuk masyarakat (calon penumpang).
“Kalau di bandara karena pembelian tiket secara online, berapa jumlah pasti penumpang lebih awal diketahui karena terintegrasi dengan sistem. Berapa manifes penumpang sudah lebih awal tahu dari aplikasi. Jadi, tidak perlu lagi tanya operator karena bisa melihat langsung melalui aplikasi berapa jumlah penumpang yang ada,” jelas Eka Suyasmin.
Sementara itu, CEO dan co-Founder PT Mitra Kasih Perkasa (MKP), Nicholas Anggada, mengungkapkan pihaknya bersiap dan mendukung e-ticketing bahkan untuk pembelian tiket secara online. Implementasi sistem e-ticketing pelabuhan MKP dibagi menjadi tiga tahap. Pertama, perubahan dari karcis manual menjadi e-ticketing untuk memastikan satu orang satu tiket berlaku di area pelabuhan. Selanjutnya inventarisasi ketersediaan tempat duduk penumpang dengan cara setiap jadwal dan kapal terkoneksi dengan e-ticketing, sehingga output yang dihasilkan satu orang satu tiket satu kursi. Ketiga, omnichannel distribution yaitu tiket dapat didistribusikan di platform seperti mobile banking, web booking dan online travel agent (OTA).
“MKP saat ini sudah terhubung ke empat mobile banking dan beberapa global distribusi sistem kami di Singapura telah bekerja sama dengan beberapa online travel agent yang sifatnya global. Nantinya tiket dari rekan-rekan operator ini bisa kami distribusikan sampai di sana. Jadi, menjangkau puluhan juta pengguna baru,” paparnya. *wid