Tabanan (bisnisbali.com)-Pemerintah Kabupaten Tabanan melalui Dinas Pertanian kembali menggelar vaksinasi serentak penyakit mulut dan kuku (PMK) di seluruh kecamatan mengawali tahun 2024. Pada hari pertama Rabu (24/1), vaksinasi PMK telah menjangkau 1.483 ekor sapi dari total estimasi populasi 38.988 ekor.
Berdasarkan data Dinas Pertanian Tabanan pada bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, 1.483 ekor sapi milik warga yang divaksinasi tersebut merupakan hasil kegiatan di tiga kecamatan. Rinciannya, di Kecamatan Selemadeg Timur dari total populasi 2.513 sapi, vaksinasi PMK telah menyasar 95 ekor untuk dosis I, 34 ekor untuk dosis II dan 310 ekor untuk dosis III.
Selanjutnya di Kecamatan Kerambitan dari total estimasi populasi 4.385 sapi, telah divaksinasi PMK sebanyak 49 ekor dengan dosis II, 69 ekor untuk dosis III dan 439 ekor sapi untuk dosis IV. Sementara di Kecamatan Penebel dari estimasi populasi 1.343 sapi, vaksinasi PMK telah menyasar 487 ekor untuk dosis III.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Tabanan Gde Eka Parta Ariana, Kamis (25/1), mengungkapkan vaksinasi PMK akan terus menyebar ke kecamatan lainnya mengacu pada capaian kegiatan tahun lalu. Kebutuhan akan vaksin PMK mencukupi karena pemerintah pusat menargetkan vaksinasi PMK di Kabupaten Tabanan menyasar sekitar 14 ribu ekor sapi selama tiga bulan. “Saat ini stok vaksin sudah berada di masing-masing Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan),” tuturnya.
Akan tetapi di tengah cukupnya stok vaksin PMK, pihaknya mendapat penolakan dari sejumlah warga yang tidak mau sapi peliharaannya divaksinasi PMK. Penyebabnya, pemilik sapi menilai virus PMK sudah tidak ada lagi seiring tidak adanya kasus. Selain itu, mereka takut akan dampak vaksinasi PMK terhadap sapi, seperti penurunan birahi dan keguguran pada kehamilan.
Padahal, menurut Eka Parta Ariana, virus PMK baru akan sirna jika dilakukan vaksinasi secara berturut-turut selama 4-5 tahun sejak awal kemunculan kasus dan vaksinasi PMK tidak ada efek sampingnya. ‘’Vaksinasi PMK aman untuk sapi, sedangkan penurunan birahi dan keguguran lebih disebabkan sapi dalam kondisi stres,” tegasnya. *man