Denpasar (bisnisbali.com) –Bursa Efek Indonesia (BEI) terus berupaya mengedukasi masyarakat terkait pintar mengelola keuangan, salah satunya lewat investasi. Saat tabungan yang diperoleh semakin besar, biasanya seseorang mulai berpikir untuk mengembangkan dananya dalam bentuk investasi.
Tim BEI kepada Bisnis Bali di Denpasar menyampaikan, kapan investasi bisa disisihkan? Jawabannya adalah ketika nilai tabungan yang diperoleh telah mencapai 3-6 kali biaya hidup bulanan, atau telah mampu memenuhi kebutuhan dana darurat. Tujuannya adalah jika suatu ketika terjadi musibah yang tidak diinginkan, seperti pemutusan hubungan kerja (PHK) ataupun terjadi kegagalan bisnis, maka masih memiliki tabungan yang dapat digunakan sebelum mendapatkan pekerjaan baru, atau memulai berbisnis kembali.
“Syarat lainnya yang perlu dipenuhi sebelum memulai berinvestasi adalah kita perlu menyisihkan sebagian dana yang kita miliki untuk membeli asuransi atau proteksi, salah satunya adalah asuransi kesehatan. Jika kita tidak mendapatkan asuransi kesehatan dari tempat kerja, kita dapat membeli asuransi kesehatan swasta atau membayar asuransi yang dikelola pemerintah, yaitu BPJS. Oleh karena itu, jika terjadi risiko sakit atau meninggal dunia, kita tidak perlu lagi untuk menggunakan tabungan atau menjual aset yang dimiliki untuk membiayai kebutuhan hidup,” terang tim BEI.
Pada dasarnya, investasi merupakan bentuk penanaman modal dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa depan. Terdapat berbagai cara dan variasi instrumen untuk berinvestasi yang risiko dan imbal hasilnya telah disesuaikan dengan kemampuan masing-masing orang.
Apakah tujuan utama dari berinvestasi? Setiap orang pasti memiliki tujuan jangka panjang agar kehidupannya menjadi lebih baik di masa depan, misalnya memiliki perencanaan keuangan untuk menikah, membangun rumah, membiayai sekolah anak, traveling, dan lain sebagainya.
Mengapa tidak cukup dengan menabung saja? Perbedaan utama antara berinvestasi dan menabung adalah nilai uang yang dimiliki. Dengan menabung uang lama kelamaan akan tergerus oleh inflasi sehingga membuat nilai uang menyusut seiring waktu. Sementara itu, dengan berinvestasi dapat menjaga nilai uang terhadap kenaikan harga barang dan jasa.
Selain itu, salah satu alasan utama untuk berinvestasi adalah menambah passive income, yaitu penghasilan yang tidak bisa peroleh secara langsung. Artinya, masih bisa mendapatkan penghasilan walaupun sedang tidak aktif bekerja. Tentunya imbal hasil yang diterima akan berbeda karena tergantung jenis instrumen investasi dan jangka waktu dari produk investasi yang dipilih.
Jika hanya mengandalkan gaji bulanan, maka tujuan finansial mungkin akan sulit untuk dicapai. Sementara itu, dengan berinvestasi, setidaknya dapat membantu untuk mempercepat dalam mencapai tujuan keuangan jangka panjang.
Investasi memiliki jangka waktu yang berbeda-beda, mulai dengan jangka pendek, menengah, dan panjang. Sebagai investor perlu memilah atau mengelompokkan tujuan keuangan berdasarkan jangka waktu. Dengan begitu, dapat menyesuaikan investasi dengan kebutuhan finansial di masa yang akan datang. Selain itu, investasi yang terukur juga akan menghindarkan dari berutang dan lebih siap menghadapi situasi yang tak terduga di masa depan.
Kemudian, investasi memiliki beragam jenis instrumen yang berbeda-beda. Oleh karena itu, bisa menyesuaikan instrumen apa yang akan kita pilih dengan kemampuan finansial masing-masing karena setiap instrumen membutuhkan modal yang berbeda-beda, mulai dari puluhan ribu sampai dengan ratusan juta rupiah.
Pada akhirnya salah satu alasan untuk berinvestasi adalah untuk mencapai financial freedom, yaitu kondisi di mana tidak perlu lagi khawatir terkait biaya hidup kita di masa sekarang maupun masa yang akan datang. Selain itu, dengan mencapai financial freedom juga akan memiliki dana lebih untuk membantu orang lain karena kebutuhan hidup telah tercukupi. Tentunya hal ini akan tercapai apabila investasi dilakukan dapat dikelola dengan baik.*dik