Gianyar (Bisnis Bali.com) –
Lonjakan jumlah kendaraan di Tol Bali Mandara, Jumat malam kemarin menyebabkan arus lalu lintas di tol itu macet parah. PT. Jasamarga Bali Tol (JBL) mencatat ada lebih dari 73.000 kendaraan yang melintas di tol yang merupakan rekor tertinggi jumlah kendaraan yang melintas di Tol Bali Mandara dalam sehari. Nasib wisatawan di Bali harus jalan kaki ke Bandara I Gusti Ngurah Rai akibat kemacetan parah. Kemacetan ini terjadi sampai di Kawasan Canggu dan Kerobokan.
Wakil Ketua Umum Kadin Bali, AA. Bagus Bayu Joni Saputra Minggu (31/12) mengatakan sektor pariwisata tentu mensyukuri begitu cepat pulihnya pariwisata Bali pasca pandemi covid. Cepatnya lompatan pariwisata ini mesti diikuti penyiapan infrastruktur seperti Under Pas, Fly Over dan MRT.
Terkait kemacetan di Tol Bali Mandara ini tidak hanya berdampak pada keterlambatan angkutan wisatawan keluar masuk bandara. “Angkutan orang terlambat secara tidak langsung angkutan barang juga terlambat,” ucapnya.
Ketua Umum ALFI Bali menjelaskan Pemerintah Provinsi Bali baik eksekutif dan legislatif dan swasta mesti secara bersama (ngerombo) melakukan langkah kongkrit memecahkan dampak kemacetan. Penyebab kemacetan yang mengakibatkan wisatawan harus berjalan kaki menuju bandara lantaran kondisi yang overload di gerbang pintu keluar Bandara Ngurah Rai. “Imbasnya ini terlambat keberangkatan barang atau logistik,” tuturnya.
Dipaparkannya, pemerintah mendesak segera menyiapkan infrastruktur guna mengatasi kemacetan. Untuk mewujudkan quality tourism, pemerintah harus menyelesaikan masalah sampah dan kemacetan.
Owner Bayus Cargo melihat sinyal kemacetan pemerintah mesti melakukan langkah cepat penyiapan infrastruktur. Bercermin dari wisatawan harus berjalan kaki menuju bandara akan memicu suasana stres. Dampak negatif, wisatawan akan berpikir dua kali berlibur ke Bali jika mesti dihadapkan masalah kemacetan. Keterlambatan ini akan berimbas angkutan ekspor via udara terlambat. Seperti pengiriman benih ikan terlambat, pasokan ikan ini mesti mesti mendapatkan re-oksigen agar benih ikan ekspor ini tidak alami kematian akibat keterlambatan pengiriman.
AA. Bagus Bayu Joni Saputra menambahkan saat pariwisata Bali mengejar keterlambatan dengan negara lain dalam penyiapan berbagai infrastruktur penunjang guna menekan kemacetan. “Mari gunakan momentum kemacetan sebagai sinyal kuat perbaikan pariwisata, dengan ngerombo gotong royong memajukan pariwisata Bali,” jelasnya. *Kup