Denpasar (bisnisbali.com)-Renovasi Pasar Suci telah rampung. Pasar yang akan dijadikan creative hub ini diberi nama Graha Yoana Suci (GYS). Sebagai tahap sosialisasi, Perumda Pasar Sewakadarma Kota Denpasar akan menggelar soft opening dengan menggandeng beberapa UMKM. Mereka dikenakan biaya sewa sebesar Rp1 juta selama lima hari soft opening, yakni 29 Desember 2023 hingga 2 Januari 2024.
Hal itu diungkapkan Dirut Perumda Pasar Sewakadarma Kota Denpasar Ida Bagus Kompyang Wiranatha saat diwawancarai, Rabu (27/12). Dikatakannya, meski proses pengerjaan fisik saat ini sudah rampung, interior untuk pedagang belum lengkap. Sekat-sekat yang akan digunakan untuk pedagang belum ditentukan karena gambaran posisi mereka masih dalam pembahasan. “Fisik sudah rampung, tinggal sekat-sekatnya yang belum. Kami masih membahasnya sembari melakukan soft opening terlebih dahulu,” jelasnya.
Menurut Gus Kowi, panggilan akrabnya, soft opening sebagai ruang sosialisasi bagi masyarakat dan anak muda. Sosialisasi dilakukan untuk memberikan gambaran bagaimana pengelolaan dan bentuk pola GYS nantinya. Kegiatan sosialisasi diharapkan memberikan peluang bagi mereka yang ingin berjualan di GYS sekaligus menampung masukan-masukan yang kreatif untuk tempat tersebut ke depannya.
Soft opening akan menggunakan UMKM anak muda yang ingin ikut berpartisipasi. Mereka bisa mendaftar langsung ke Ekonomi Kreatif (Ekraft) Dinas Pariwisata Kota Denpasar. Pelaku UMKM yang ikut berjualan selama lima hari akan dikenakan sewa Rp1 juta.
Selama soft opening, Perumda Pasar Sewakadarma mengadakan berbagai kegiatan, seperti pagelaran stan UMKM, E-Sport, fashion show, senam zumba, tari dan kegiatan lain yang mendukung kreatifitas anak muda Denpasar. Sampai saat ini sudah ada 30 penyewa yang akan ikut dalam soft opening.
Kompyang Wiranatha memastikan konsep soft opening nanti 100 persen berbeda dengan creative hub asli. Pengisian creative hub masih dalam pembahasan. ‘’Nanti konsepnya ada UMKM anak muda, ada coffee shop, pastray, distro, tempat nongkrong dan pagelaran mungkin teater. Ini hanya untuk sosialisasi,’’ pungkas mantan Ketua Komisi II DPRD Kota Denpasar ini. *wid