Minggu, November 24, 2024
BerandaBaliDenfest Hasilkan 12 Ton Sampah Per Hari

Denfest Hasilkan 12 Ton Sampah Per Hari

Seperti sebelumnya, Denpasar Festival (Denfest) ke-16 Tahun 2023 juga dipadati pengunjung.

Denpasar (bisnisbali.com)-Seperti sebelumnya, Denpasar Festival (Denfest) ke-16 Tahun 2023 juga dipadati pengunjung. Selain memberikan kesempatan bagi UMKM menambah omzet, volume sampah pun meningkat. Sekitar 12 ton sampah per hari dihasilkan dari perhelatan tahunan ini. Warga turut dilibatkan dalam menjaga kebersihan area Denfest.

Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Kota Denpasar I Ketut Adi Wiguna saat diwawancarai, Senin (25/12), mengungkapkan dalam gelaran Denfest selama empat hari ini pihaknya menyiapkan empat truk sampah di beberapa titik. Truk tersebut siap mengangkut sampah ketika petugas kebersihan dan warga yang dilibatkan selesai melakukan tugasnya. “Di Denfest ini ada petugas clean area. Jadi, mereka yang bertugas memungut sampah setiap kali pengunjung selesai makan,” jelasnya.

Sampah yang dihasilkan selama Denfest rata-rata 12 ton per hari. Sampah paling banyak berasal dari bungkus kertas makanan, botol plastik dan sisa-sisa makanan pengunjung. “Kalau rata-rata selama empat hari, sampah yang dihasilkan sekitar 48 ton di luar sampah harian Kota Denpasar,” ujar Adi Wiguna.

Ia mengaku kesulitan melakukan pengolahan terhadap kantong dan sampah plastik kemasan. Hal itu disebabkan kantong plastik belum bisa diolah secara penuh di Denpasar. Padahal sudah ditegaskan bahwa tidak ada penggunaan kantong plastik bagi peserta Denfest baik UMKM kuliner maupun krya dan fashion. Sebab,larangan penggunaan kantong plastik sudah ditegaskan dalam Peraturan Wali Kota Denpasar Nomor 36 Tahun 2018 tentang pengurangan penggunaan kantong plastik.

Jika ada peserta Denfest yang kedapatan menggunakan kantong plastik, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Dinas Pariwisata sebagai panitia penyelenggara agar diberikan sanksi. “Kalau kedapatan, kami koordinasi dengan Dinas Pariwisata agar tahun berikutnya tidak diberi ruang bagi yang melanggar aturan,” tegas pria asal Desa Nongan, Kecamatan Rendang, Karangasem, ini. *wid

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer