KENAIKAN harga komoditi pokok di pasaran mulai terjadi jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru). Terutama harga cabai rawit yang tak pernah absen naik menjelang pergantian tahun. Menghadapi kondisi ini, Tim Sidak dari Pemerintah Kota Denpasar yang turun ke lapangan mengaku akan melakukan evaluasi untuk menentukan kebijakan ke depan. Padahal kenaikan harga komoditi pokok ini sudah menjadi hal rutin.
Inspektur Kota Denpasar Putu Naning Djayaningsih, saat ditemui usai sidak di Pasar Badung mengatakan, beberapa jenis komoditi pokok yang mengalami kenaikan akan menjadi bahan evaluasi penentuan kebijakan ke depan. Diapun mengakui kenaikan harga paling menonjol terjadi pada cabai rawit. “Cabai lumayan fluktuatif. Kalau ayam, bawang merah masih tetap,” katanya.
Menurutnya, banyak pengaruh kenaikan harga komoditi pokok ini. Mulai dari distribusi, transportasi, dimana dan bagaimana cara pedagang mendapatkam barang sangat berpengaruh pada harga. Namun saat ini harga yang terjadi, khususnya cabai rawit hampir sama di beberapa pasar yang dikunjungi.
Disinggung solusi dari kenaikan harga komoditi pokok yang rutin terjadi ini, Naning Djayaningsih mengatakan, dari hasil sidak yang dilakukan akan dilakukan rapat kembali. “Dari sidak kita kumpulkan bahan nanti kita rapatkan, strageti apa yang kita ambil,” terangnya.
Sementara itu, Dirut Perumda Pasar Sewakadarma Kota Denpasar Ida Bagus Kompyang Wiranata mengatakan, harga cabai sudah hampir satu bulan terakhir mengalami kenaikan. Pihaknya mengaku telah melakukan beberapa upaya, terutama operasi pasar yang rutin setiap hari.
Demikian juga, kerja sama dengan daerah penghasil komoditi pokok sudah dijajaki, salah satunya Banyuwangi sebagai penghasil cabai rawit. “Hanya sekarang kondisinya kan memang cabai yang langka. Kita lihat nanti jika harganya sampai Rp100 ribu, baru kita intervensi,” imbuhnya. *wid