Denpasar (bisnisbali.com) – Jelang akhir tahun okupansi (tingkat hunian) kamar hotel di Bali diprediksi meningkat seperti tahun sebelumnya. Awal bulan ini okupansi masih 70 persen dan diprediksi pada libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) mencapai 80 persen.
Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya saat dikonfirmasi, Selasa (5/12) mengatakan, pada minggu ketiga Desember ini diharapkan okupansi kamar hotel sudah mencapai 80 persen. “Dan minggu keempat mulai tanggal 27 Desember kita harapkan fully book. (Okupansi ini) Progress dia, kan banyak yang mau booking di bulan Desember,” katanya.
Saat ini, untuk wisatawan domestik (wisdom) di Bali, dimonopoli oleh wisatawan asal Jakarta, kemudian disusul Surabaya, Jawa Tengah, Bandung, dan kota besar lainnya seperti Makassar, Manado dan Medan. Sementara untuk wisatawan mancanegara (wisman) sendiri posisi utama masih ditempati Australia, kemudian wisman dari India.
Terkait wisman India ini, akan mulai bersaing semakin ketat dengan Australia tahun 2024 mendatang. Pasalnya, saat ini telah tersedia penerbangan langsung atau direct flight dari India ke Bali. “Ya mungkin akan kompetitif ya, akan bersaing dengan Australia mulai tahun depan ya, karena ada beberapa direct flight dari India. India kan market terbesar juga di India selain China,” tuturnya.
Disinggung wilayah yang akan ramai di pengunjung tahun, Rai Suryawijaya menyebut hampir seluruh wilayah di Bali secara merata akan ramai. Terutama wilayah Canggu, yang notabena pada hari-hari normal sudah cukup ramai dan selalu macet.
“Itu yang sulit (menekan kemacetannya saat tahun baru), karena ini hari biasa saja macet apalagi hari raya, ada event semua, banyak event di beach club, hotel-hotel juga. Mereka sendiri (wisatawan) kan bebas merayakan, ada di restoran, hotel, club, dan lain-lain. Kita tidak melarang mereka untuk melakukan itu, tapi kalau ingin aman sih di hotel,” terangnya.
Ia berharap pada pengujung tahun 2023 ini, kedatangan wisdom mencapai 20 ribu orang dan wisman 18 ribu orang dalam seharinya. Hal ini dikarenakan menjelang akhir tahun umumnya akan ada banyak penerbangan tambahan dari maskapai. “Wisman 4,5 juta (target awal), saya prediksi akan bisa mencapai 5 juta (datang ke Bali),” katanya.
Sementara itu, General Manager The Nusa Dua, I Gusti Ngurah Ardita mengatakan, dalam rangka menyambut akhir tahun, kawasan Nusa Dua selalu melakukan langkah-langkah antisipasi serta persiapan. Terutama, untuk mengantisipasi adanya peningkatan okupansi, dari sisi keamanan, serta layanan, dan sebagainya. Pihaknya pun menargetkan akhir tahun okupansi bisa mencapai 80 persen lebih.
“Oktober kemarin kami sudah mencapai 80 persen, bahkan lebih. Dengan adanya event-event dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan hotel dan tenant-tenant di kawasan, itu menjadi daya tarik untuk meningkatkan okupansi di akhir tahun,” ungkapnya. *wid