Denpasar (bisnisbali.com)-Kenaikan harga gula pasir di pasaran terus berlanjut dan kini sudah mencapai Rp17.000 per kilogram. Peningkatan harga telah berlangsung sejak beberapa bulan terakhir yang mana sebelumnya Rp13.500 per kilogram.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Denpasar Ni Nyoman Sri Utari menyebutkan kondisi ini terjadi karena adanya kenaikan bahan baku di pabrik. Demikian diungkapkannya saat diwawacari, Kamis (23/11).
Dia membenarkan kenaikan harga yang terjadi pada gula pasir. Hal ini berdasarkan hasil pantauan pasar yang rutin digelar oleh Disperindag Kota Denpasar. Di sisi lain, pihaknya masih meragukan terkait kelangkaan gula pasir. ‘’Sesuai pantauan, ketersediaan gula pasir di pasar-pasar tradisional masih aman. Kalau di pasar lain (di luar Pasar Badung), stok masih ada,” jelasnya.
Terutama untuk gula pasir curah, lanjut Sri Utari, suplai masih aman. “Mungkin gula pasir kemasan (bermerek) ada kelangkaan. Kalau gula pasir yang dikemas oleh pedagang, masih ada,” terangnya sembari mengaku akan melakukan koordinasi kembali terkait pasokan dengan pihak terkait termasuk Bulog.
Sebelumnya diberitakan kelangkaan gula pasir sudah terasa di Pasar Badung. Hal ini diakui oleh salah seorang pedagang sembako, Hajah Nur. Dikatakannya, gula pasir yang dipesannya dari distributor belum datang hingga Rabu (22/11). Berdasarkan informasi dari distributor, stok gula pasir masih kosong.
Hal senada diungkapkan oleh Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Bali Agung Agra Putra. Menurutnya, terutama gula pasir kemasan bermerek suplainya tersendat. Jumlah barang yang dikirim jauh lebih sedikit daripada yang dipesan. Hal ini membuat ketersediaan gula pasir kemasan bermerek di toko ritel terbatas. “Kalau gula pasir curah lebih lancar,” ujarnya. *wid