Tabanan (bisnisbali.com)-Pemerintah telah melakukan sejumlah upaya untuk menekan harga beras. Meski begitu, Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi (Perpadi) Kabupaten Tabanan meyakini harga beras masih sulit turun saat ini. Apalagi untuk bisa menyentuh posisi semula yang berada di bawah Rp10.000 per kilogram.
Sekarang ini harga beras di tingkat pedagang pasar tradisional rata-rata masih ditransaksikan di kisaran Rp14.000 hingga Rp15.000 per kilogram (tergantung kualitas), sedangkan di tingkat usaha penggilingan diperdagangkan Rp13.200 per kilogram. Harga tersebut telah bertahan sejak dua bulan terakhir setelah sebelumnya naik secara bertahap.
Ketua Perpadi Tabanan Ketut Budiarta, Kamis (23/11), mengungkapkan sejumlah alasan yang mendasari sulitnya harga beras turun saat ini. Salah satunya jumlah hasil panen tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya akibat fenomena alam El Nino atau kemarau panjang. Kondisi itu diperparah lagi dengan sedikitnya luas panen pada Desember 2023 hingga Januari tahun depan.
“Saat ini memang sudah turun hujan dan beberapa petani telah mulai menanam padi. Hanya, pengolahan lahan dan turunnya hujan belum merata, sehingga hanya beberapa petani yang mungkin bisa kembali menanam padi,” terangnya.
Menurutnya, hal itu tidak hanya terjadi di Bali dan Tabanan sebagai daerah lumbung pangan, namun juga di sejumlah sentra produksi secara nasional. Akibatnya, saudagar dari luar Bali banyak yang membeli gabah hasil panen petani lokal sekarang. Oleh karena itu, jika hanya mengandalkan hasil panen di dalam negeri untuk menekan harga beras di pasaran akan sangat sulit.
Di sisi lain, Budiarta memprediksi potensi lonjakan harga beras masih berpeluang terjadi khususnya hingga musim panen pada Maret tahun 2024. Namun, persentase lonjakan harga tidak akan signifikan dari posisi harga saat ini. ”Kalau harga beras naik, kemungkinan tidak akan signifikan dari harga yang diperdagangkan sekarang,” kilahnya.
Sementara itu, mulai turunnya hujan langsung direspons oleh sejumlah petani di Kabupaten Tabanan dengan mengolah tanah sebagai persiapan tanam padi. Sesuai data Dinas Pertanian Tabanan, sentra produksi yang melakukan penanaman padi di antaranya Subak Anyar Surabrata seluas 80 hektar, Subak Periyukti 21 hektar, Subak Sakeh 11 hektar dan Subak Manik Menuh Tempek Teba 12 hektar. Selanjutnya Kecamatan Selemadeg 30 hektar, Kecamatan Kerambitan 237 hektar, Kecamatan Tabanan 31 hektar dan Kecamatan Marga 306 hektar. *man