Sabtu, November 23, 2024
BerandaBaliSawah Gagal Panen di Kecamatan Baturiti Meluas

Sawah Gagal Panen di Kecamatan Baturiti Meluas

Luas tanaman padi di Kabupaten Tabanan yang mengalami gagal panen atau puso bertambah.

Tabanan (bisnisbali.com)-Luas tanaman padi di Kabupaten Tabanan yang mengalami gagal panen atau puso bertambah. Terbaru dilaporkan terjadi di Kecamatan Baturiti, sehingga total sawah di wilayah ini yang mengalami puso seluas 40,65 hektar.

Sebelumnya berdasarkan laporan dari petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) melalui Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan, kondisi puso di Kecamatan Baturiti terjadi di Subak Kambangan seluas 5 hektar dari total luas 55 hektar. Saat ini kondisi yang sama terjadi di Subak Luwus seluas 5,65 hektar dari luas tanam 16 hektar, Subak Peneng seluas 7 hektar dari total luas tanam 42 hektar dan Subak Temacun seluas 7 hektar dari total luas tanam 27 hektar.

Selanjutnya di Subak Banjar Anyar, puso terjadi di luas 10 hektar dari total luas 35 hektar, di Subak Apuan seluas 2 hektar dari total luas tanam 23 hektar dan Subak Poyan I mencapai 4 hektar dari total luas tanam padi 19 hektar. Sehingga total sawah di Kecamatan Baturiti yang mengalami puso seluas 40,65 hektar.

Penambahan luas padi mengalami puso di Kecamatan Baturiti sekaligus menambah total luas subak di Kabupaten Tabanan yang mengalami hal sama. Sebab, sebelumnya puso juga dilaporkan terjadi di Kecamatan Kerambitan, di Subak Samsaman seluas 2 hektar dan di Subak Samsam 5 hektar. Selanjutnya di Kecamatan Pupuan terjadi di Subak Kendal seluas 9 hektar, dan di Kecamatan Selemadeg di Subak Batulumbang seluas 7 hektar serta di Subak Antosari seluas 23 hektar.

Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan Ni Nyoman Ria Wati, Kamis (9/11), menyampaikan penambahan luas puso yang terjadi di sejumlah subak di Kecamatan Baturiti disebabkan oleh kemarau panjang yang mengakibatkan padi gagal panen. Di kecamatan tersebut juga dilaporkan padi di beberapa subak mengalami kerusakan dengan intensitas sedang hingga berat, sehingga berpotensi mengalami puso jika tidak turun hujan dalam waktu dekat.

Tanaman padi di Kecamatan Baturiti yang mengalami puso kini sedang diproses oleh pihak PT Asuransi Jasa Indonesia (Asuransi Jasindo) sebagai perusahaan yang ditunjuk pemerintah sebagai pelaksana program AUTP untuk mendapat ganti rugi. ”Luas sawah yang mengalami puso setelah kami cek masuk dalam program AUTP, maka kami ajukan untuk mendapatkan klaim. Kemudian sudah dilakukan pengecekan ke lapangan, kini tinggal menunggu pencairan dana setelah berproses di Jasindo,” ujarnya.

Pengajuan untuk mendapatkan klaim AUTP juga sudah dilakukan pada sentra pertanian padi lainnya yang mengalami puso. Di antaranya di Subak Antosari, namun klaim yang diajukan karena serangan hama tikus, sedangkan untuk puso yang terjadi di Kecamatan Kerambitan masih proses pengecekan lapangan atau belum pengajuan klaim.

“Besarnya nilai ganti rugi dari klaim AUTP yang diajukan baik puso akibat serangan hama maupun dampak kekeringan sama, yakni Rp6 juta per hektar,” pungkas Ria Wati. *man

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer