Ratusan Turis China Berniat ke Bali

Datangkan Wisatawan Berkualitas

283
KERJA SAMA - Ketua Bali Tourism Board (BTB), Ida Bagus Agung Partha Adnyana menunjuklan naskah kerja sama dengan China Famtrip Education and Culture Exchange di Denpasar, beberapa waktu lalu.

BALI hingga saat ini masih menjadi daya tarik dan lebih terkenal bagi warga dan siswa di China. Tak heran banyak siswa dan warga China yang tergolong mampu dari sisi finansial atau kalangan menengah ke atas berkeinginan datang ke Bali. Diproyeksikan pada Desember 2023 dan Januari 2024 akan ada ratusan turis asal China berlibur ke Bali.

Consul General of The People’s of China di Denpasar, Zhu Xin Long dalam Education and Culture Exchange between China and Bali di Puri Santrian, Sanur, akhir pekan lalu menyampaikan, turis China yang ke Bali akan semakin berkualitas karena merupakan kalangan menegah ke atas. “Pascapandemi saat ini masih masa pemulihan namun ada peluang ratusan warga China akan datang ke Bali. Kedatangan turis ini akan memberikan harapan yang baik bagi Bali,” katanya.

Ia menilai promosi mengenai pendidikan, budaya dan sejarah Bali akan menjadi hal yang lebih baik, karena memberikan edukasi kepada turis yang datang. Ia juga meminta agar pemerintah dan stakeholder khususnya di bidang pariwisata, benar-benar memikirkan keamanan dan keselamatan wisatawan China saat berwisata ke Bali.

Ketua Bali Tourism Board (BTB), Ida Bagus Agung Partha Adnyana mengaku telah menjalin kerjasama, khususnya dalam hal pendidikan dan budaya antara China dan Bali. Ini merupakan salah satu upaya untuk mendatangkan wisatawan berkualitas. Karenanya, BTB bekerjasama dengan perwakilan dari China Famtrip Education and Culture Exchange. Menggandeng para influencer, akademisi dan orang-orang berpengaruh di China ini, kata Gus Agung, diharapkan kian menambah kedatangan turis China ke Bali.

“Kita sebutnya studi tour ke luar negeri (ke Bali). Harapannya famtrip, yang nantinya berisi siswa, kalangan korporasi dan sebagainya ini akan meningkatkan pengetahuan warga China tentang budaya dan sejarah Bali. Ini tentu bisa menjadi edukasi yang baik dan benar serta menjadi promosi baik bagi Bali,” paparnya.

Gus Agung juga menjelaskan, bahwa market China yang datang melalui kerjasama ini adalah market dengan segmentasi yang jelas. Sebab mereka sudah membuat budget biaya liburan dengan bijaksana, dan kedatangannya juga untuk mempelajari budaya dan sejarah Bali. Alhasil mereka yang datang dari kalangan berkualitas.

Studi tour ke ke Bali dari China ini tentu akan menjadi momentum dalam mengembalikan market China yang sempat drop pasca pandemi Covid-19. Turis China saat ini menjadi turis nomor 3 yang datang ke Bali, setelah Australia dan India. Target wisman untuk Bali, hingga akhir tahun 2023 adalah sebesar 5,5 juta kedatangan. Angka ini cukup optimistis, karena sampai saat ini sudah 4 juta lebih wisman datang ke Bali.

Mengenai keamanan di Bali, BTB sendiri akan bekerjasama dengan stakeholder dan ikut memantau destinasi yang ada di Bali. Harapannya wisatawan yang datang bisa merasa nyaman dan aman saat berwisata.

Co-Founder YMCE , James serta GM Hailiang Education Group, Jin Xiaoqing menyambut positif keraja sama Education and Culture Exchange between China and Bali ini. James juga mengakui bahwa Bali adalah pulau yang sangat luar biasa, dan indah serta memiliki daya tarik bagi wisman China.

Ia pun berharap dengan kerjasama ini, ke depannya market China yang datang ke Bali kian berkualitas. Tentunya diimbangi dengan keamanan dan fasilitas di Bali sehingga turis China menjadi nyaman dan aman saat berkunjung. Diproyeksikan group I kemungkinan akan datang di Desember (Natal) dan Januari karena amsuk musim winter di China. Gambaran kasar ada kurang lebih 200 orang setiap groupnya. “Bila hasilnya bagus maka liburan anak di bulan Juli akan terbuka peluang anak anak  sekolah datang ke Bali,” terangnya sambil menekanakan jangan hanya melihat 200 ini namun prospek ke depan, bila kondisi bagus akan mampu mendatangkan lebih besar lagi kunjunagn ke Bali. *dik