Denpasar (bisnisbali.com)-Hujan telah mengguyur beberapa wilayah di Bali setelah melewati kemarau panjang. Musim hujan pun diprediksi akan mulai terjadi pertengahan pada November ini. Beberapa produk pertanian tentu menjadi perhatian terutama yang rentan terhadap hujan. Khususnya hortikultura seperti sayur dan cabai diantisipasi ketersediaannya untuk menekan fluktuasi harga di pasaran.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Provinsi Bali, I Wayan Jarta saat diwawancarai, Minggu (5/11) mengatakan, pada kondisi pancaroba akan terdapat beberapa komoditi pertanian yang biasanya mengalami permasalahan terutama hortikultura. Terlebih jika jenis tanaman ini sedang berbuah atau berbunga ketika diguyur hujan akan mengakibatkan gagal panen.
Jarta mengatakan, komoditi yang rentan ialah cabai dan sayur. Namun hal tersebut bisa dihindari jika musim tanamnya tepat. “Yang sering bermasalah itu tanaman holtikultura seperti tanaman sayur, cabai biasanya saat pancaroba kalau salah treatmentnya. Misal saat berbunga hujan malah rontok dan gagal itu mungkin terjadi tapi tidak selalu jadi masalah kalau memang musim tanamnya tepat,” jelasnya.
Ia pun meyakini petani telah memerhatikan hal itu dan akan memilih masa tanam terbaik. Jikapun terjadi gagal panen yang akan mempengaruhi pasokan ke pasar, Disperindag dikatakannya akan mencari sumber-sumber penggantinya misalnya dari daerah lain.
“Kami berusaha menjaga kelancaran distribusinya kalau ada perbedaan harga di Kabupaten satu dan yang lain itu kita pantau. Kita akan koordinasi ke petani berapa harga saat ini di pasar lalu di pasar kita akan bedah,” terangnya.
Maka dari itu, lanjutnya, Disperindag akan mengantisipasi dengan kerjasama antar daerah antar kabupaten saling tukar informasi dimana ada produksi yang lebih dan dimana kekurangan. Kemudian jika terjadi kelangkaan di pasar Disperindag akan melihat apa karena supply atau ada penimbunan. *wid