Sabtu, November 23, 2024
BerandaBaliPasokan Air Terganggu, Sejumlah Kolam BBI di Tabanan Tak Difungsikan

Pasokan Air Terganggu, Sejumlah Kolam BBI di Tabanan Tak Difungsikan

Kemarau panjang membuat sejumlah kolam pembenihan yang ada pada UPTD Balai Benih Ikan (BBI) di Kabupaten Tabanan tidak bisa difungsikan saat ini.

Tabanan (bisnisbali.com)-Kemarau panjang membuat sejumlah kolam pembenihan yang ada pada UPTD Balai Benih Ikan (BBI) di Kabupaten Tabanan tidak bisa difungsikan saat ini. Meski begitu, Dinas Perikanan Tabanan sebagai salah satu OPD penyumbang PAD masih optimis bisa berkontribusi dalam mencapai target tahunan dari hasil penjualan benih ikan.

Sekretaris Dinas Perikanan Kabupaten Tabanan Ir. I Kade Artina, Rabu (1/11), mengungkapkan kemarau panjang memang berdampak pada sektor perikanan darat. Penyebabnya adalah terganggunya pasokan air yang biasanya digunakan untuk mengisi kolam. Ditambah lagi ada perbaikan irigasi oleh Dinas PUPR yang mengakibatkan pasokan air terhenti.

Seperti yang terjadi di Desa Meliling, Kecamatan Kerambitan, BBI Unit Meliling tidak bisa difungsikan akibat adanya perbaikan irigasi terkait proyek Dinas PUPR. Oleh karan itu indukan yang dibudidayakan di kolam tersebut dipindahkan ke BBI Unit Bolangan, Desa Babahan, Kecamatan Penebel, yang memiliki banyak sumber air. “Sebelumnya hal yang sama juga terjadi di BBI Unit Petung, Penebel, indukan sempat ipindahkan ke BBI Bolangan. Namun, sekarang sudah dikembalikan lagi seiring mulai normalnya aliran air,” tuturnya.

Di Kabupaten Tabanan terdapat empat lokasi BBI masing-masing Unit Meliling, Unit Bolangan, Unit Petung dan BBI Unit Pesiapan. Saat ini BBI Meliling tidak bisa difungsikan akibat perbaikan irigasi. Sementara sejumlah kolam budi daya di tiga unit BBI lainnya masih bisa dimanfaatkan dan beberapa terpaksa dikeringkan atau tidak difungsikan.

“Masing-masing unit BBI terdiri dari beberapa kolam pembudidaya. Ada yang masih menggunakan kolam dengan lapisan dasar dari tanah dan ada yang sudah dilapisi semen dari bantuan DAK. Nah, kolam lapisan tanah ini yang tidak bisa difungsikan sekarang,” papar Artina.

Tidak difungsikannya kolam dengan lapisan dasar dari tanah selain tidak bisa menampung air karena meresap ke lapisan tanah juga untuk pengeringan yang dimaksudkan memutus siklus penyakit. Meski begitu, pihaknya optimis dampak kemarau tidak memengaruhi sumbangan untuk capaian target PAD yang dipatok Rp131.500.000 tahun ini. “Dari laporan kepala UPTD, saya evaluasi target tersebut berpotensi tercapai karena posisi terakhir sudah menembus 90 persen,” kilahnya. *man

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer