Harga Beras Berpotensi Turun

213
BERAS - Beras siap jual di salah satu usaha penggilingan di Kabupaten Tabanan.

Tabanan (bisnisbali.com) Setelah diperdagangkan dengan harga yang terus melonjak, kini harga beras di tingkat usaha penggilingan mulai stagnan. Kondisi tersebut sudah terjadi selama sebulan terakhir yang mana harga bertahan di posisi Rp13.200 per kilogram.

Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi) Tabanan Ketut Budiarta mengungkapkan, hingga saat ini belum terjadi lagi lonjakan harga beras. Harga beras masih tetap di posisi Rp13.200 per kilogram untuk isian 25 kilogram, Rp13.300 per kilogram untuk isian 10 kilogram dan Rp13.400 per kilogram untuk isian 5 kilogram.

Harga beras ini sama dengan harga gabah di tingkat petani yang juga dijual stagnan di angka Rp7.300 hingga Rp7.500 per kilogram untuk gabah kualitas kering panen (GKP). ”Sebelumnya harga beras dan gabah mengalami perubahan setiap minggu, tapi belakangan cenderung bertahan,” tuturnya, Selasa (31/10).

Budiarta memprediksi stagnannya harga beras disumbang oleh panen yang makin meluas, sedangkan permintaan pasar (konsumen) akan beras mulai melesu. Selain itu dipicu oleh wacana pemerintah pusat menstabilkan harga beras di pasaran, salah satunya melalui penyaluran beras komersial milik Perum Bulog ke penggiling padi. “Kalau wacana itu direalisasikan, bisa jadi harga beras berpotensi mengalami penurunan nantinya,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan petani sekaligus pengusaha penggilingan beras (PB) Boki Murni di Desa Bengkel, Kediri, I Made Merta Suteja. Menurutnya, saat ini harga beras di tingkat penggilingan bertahan Rp13.200 per kilogram sejak sebulan terakhir. Harga ini merupakan posisi terlama yang pernah terjadi sejak Agustus lalu.

Ia memperkirakan lonjakan harga beras telah mencapai puncaknya saat ini, karena permintaan pasar sudah lesu dan beras yang diperdagangkan di luar Bali berbalik arah atau menurun dari sebelumnya. ”Informasi yang saya dapat, harga beras di Jawa sudah di bawah Rp13.000 per kilogram di tingkat pedagang pasar. Artinya, di tingkat produsen bisa jadi lebih murah lagi,” kilahnya.

Bercermin dari kondisi tersebut, Merta Suteja menilai harga beras di Bali juga akan menurun nantinya. Terlebih lagi pemerintah mewacanakan melakukan impor beras dan saat ini Bulog berupaya menstabilkan harga beras melalui program Stabilisasi Pasokan Harga Pasar (SPHP) dengan harga terjangkau sehingga memengaruhi harga di pasaran serta musim panen sekarang.

Adanya potensi turunnya harga beras membuat sejumlah pedagang besar berhati-hati melakukan pembelian untuk untuk dijual kembali ke konsumen. ”Meski harga yang saya berikan sedikit di bawah harga pasaran karena pembelian dalam jumlah partai besar, sejumlah langganan sangat berhati-hati melakukan pembelian. Kemungkinan karena adanya potensi turunnya harga beras,” pungkasnya. *man