Denpasar (bisnisbali.com) – Pemerintah terus berupaya mendorong pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk naik kelas dengan masuk ekosistem digital. Kesadaran UMKM untuk terus tumbuh seiring perkembangan teknologi saat ini, menjadi kunci keberhasilan di masa mendatang.
Pemerhati ekonomi Kusumayani, M.M. saat dihubungi di Denpasar, Selasa (17/10) menilai, masih ada UMKM yang setengah hati untuk masuk ke digitalisasi dengan berbagai alasan. Salah satunya kurang memahami teknologi. “Memang kini UMKM sudah banyak yang menggunakan digitalisasi dalam proses bisnisnya, namun masih ada sebagian kecil yang lebih pilih konvesiaonal,” katanya.
Untuk itulah sosialisasi dan edukasi harus terus dilakukan pemerintah maupun pihak swasta agar UMKM bisa makin eksis terutama menuju 2045 mendatang. Dengan memanfaatkan digitalisasi yang tren membuat kemudahan UMKM dalam menjangkau pasar domestik maupun ekspor.
Selain itu, peran pemerintah diharapkan pula dapat mendorong peningkatan jumlah UMKM melalui ekosistem kewirausahaan. Jiwa-jiwa kewirausahaan masyarakat harus terus ditumbuhkan karena berdampak dalam upaya menopang pertumbuhan ekonomi.
“Selain tentunya ada kemudahan dalam mengakses permodalan dan perbankan bagi sektor UMKM,” harapnya.
Hal sama dikatakan pemerhati ekonomi Bhima Yudhistira, peran sektor UMKM harus terus ditingkatkan. Digitalisasi UMKM menjadi sesuatu yang wajib saat ini. Sebab UMKM ini punya kontribusi yang besar untuk mempercepat laju dari digitalisasi ekonomi di Indonesia yang lebih merata yang lebih berkeadilan. Harapannya dengan UMKM masuk ke ekosistem digital dapat memiliki peluang lebih cepat naik kelas.
Bhima mengatakan, meski sebagian besar UMKM lokal belum beralih ke dunia digital. Namun peningkatan ekspor produk UMKM meningkat sekitar tiga persen dalam lima tahun terakhir, dan salah satunya ditunjang akibat digitalisasi.*dik