Mangupura (bisnisbali.com) – Setelah menampilkan sejumlah karya seniman Indonesia pada edisi bulan pertama dan kedua, Indonesia : The Land of Art yang memasuki bulan kedua, Kamis (12/10) menghadirkan delapan karya Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Prof.Dr. I Wayan Adnyana, S.Sn., M.Sn yang akrab dipanggil Kun Adnyana. Event yang berlangsung di Pendopo Lobby The Apurva Kempinski Bali kali ini, karya lukisan Kun Adnyana akan berkolaborasi dengan karya-karya dari Sutjipto Adi, Lugas Syllabus, dan Made Arya Palguna.
Menurut Director of Marketing and Communications · The Apurva Kempinski Bali, Melody Siagian, kegiatan ini merupakan kolaborasi dengan Kita Art Friends, sebuah komunitas seni yang berbasis di Bali. Pameran seni lukis dari sejumlah seniman kondang Indonesia ini dihadirkan untuk dapat dinikmati tak hanya tamu The Apurva Kempinski Bali, juga untuk wisatawan asing maupun pecinta dan pegiat seni di Bali dan Indonesia.
“Mereka akan lebih dekat lagi melihat bagaimana seniman berkreasi menghasilkan sejumlah karya dan membuat para seniman bangga menjadi orang Indonesia. Kegiatan ini sudah berlangsung sejak Agustus lalu, ini masuk bulan ketiga. Siapapun yang ingin melihat lukisan karya para seniman Indonesia ini bisa langsung datang ke sini, tidak ada tiket maupun minimum spending. Ini gratis untuk semuanya,” ungkap Melody Siagian.
Sementara itu, Art Director Kita Art Friends, Abdes Prestaka mengaku sangat senang dengan kehadiran mahakarya para seniman senior Indonesia. Ia menyatakan, kegiatan ini merupakan upaya untuk membawa karya seni lukis ini tidak eksklusif, tidak hanya di ruang galeri tapi di juga ruang publik dan dapat dinikmati secara gratis. Ia juga mengungkapkan antusias pengunjung sangat luar biasa.
“Saya sangat senang sekali. Terkait transaksi tentu ada, namun tujuan utama kita di sini adalah untuk memperkenalkan seni dan seniman Indonesia dari berbagai macam genre, latar belakang budaya dalam menghadirkan karya tradisi maupun kontemporer untuk para tamu baik domestik maupun dari luar yang menginap di sini,” ungkap Abdes Prestaka.
Menurut Kun Adnyana, pameran ini dibangun dengan konsep kuratorial yang sangat kuat. Karya seniman yang paling otentik menurutnya, adalah karya yang terjadi langsung di studio.
“Itu artinya apapun yang tercipta di studio adalah karya yang paling otentik dari seniman, artinya karya tersebut betul-betul muncul dari hasrat seniman untuk mencipta sesuatu dan bukan atas dorongan atau tawaran dari curator,” ujar Kun Adnyana.
Ia juga menilai ada kemungkinan karya yang dihasilkan seniman tidak selalu popular dari imajinasi publik. Inilah yang menjadi keunikan dan kekuatan event ini. Selain itu event ini juga ada niat untuk membawa yang paling privat dari seniman yang dihasilkan di studio dan ini merupakan ide yang visioner sekaligus mengejawantahkan spirit Kita Art Friends. *rah