Petani Tabanan Kembangkan Jagung agar Tetap Dapat Penghasilan

312
PANEN JAGUNG - Sejumlah petani di Selemadeg Timur memanen jagung beberapa waktu lalu.

Tabanan (bisnisbali.com) Dampak El Nino berupa kemarau panjang saat ini membuat sentra produksi jagung di Kabupaten Tabanan mengalami peningkatan. Kondisi tersebut khususnya terjadi di sentra-sentra pertanian yang minim mendapat pengairan irigasi selama musim kering.

Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan mencatat, hingga Agustus lalu luas tanaman jagung mencapai 1.565 hektar di tujuh kecamatan. Di Kecamatan Selemadeg dikembangkan jagung seluas 94 hektar. Selanjutnya di Kecamatan Selemadeg Timur seluas 1.153 hektar sekaligus menjadi sentra penanaman jagung terluas di Kabupaten Tabanan saat ini. Berikutnya di Kecamatan Kerambitan 221 hektar, di Kecamatan Tabanan 41 hektar, di Kecamatan Marga 8 hektar, di Kecamatan Baturiti 23 hektar dan di Kecamatan Penebel 25 hektar.

Kepala Dinas Pertanian Tabanan I Made Subagia, Kamis (12/10), mengungkapkan untuk tetap mendapat penghasilan dari aktivitas bertani di tengah dampak El Nino, sejumlah petani mengusahakan budi daya jagung sebagai alternatif produksi selain padi. Tanaman jagung dikembangkan sejumlah petani pada lahan yang minim dan susah mendapat aliran irigasi saat ini. “Dalam penyuluhan yang kami berikan, jika petani tidak bisa lagi menggunakan sistem sorog (gilir air) dan tidak pola tanam, kami sarankan mencari alternatif pengembangan lain seperti jagung,” tuturnya.

Dikatakannya, selain memungkinkan tetap berproduksi di tengah dampak kemarau, bertani jagung menjadi alternatif produksi yang cukup menjanjikan. Sebab, jagung memiliki umur tanam hingga siap panen dalam waktu singkat. Hanya membutuhkan waktu dua bulan.

Keuntungan lain yang didapat petani dari budi daya jagung adalah  permintaan pasar dari kalangan pengepul akan hasil panen dibarengi harga jual di pasaran yang mengalami tren melonjak. ”Sama seperti harga gabah di tingkat petani, tren harga jagung di petani masih tetap naik. Terakhir infonya mencapai Rp5.000 sampai Rp5.500 per kilogram kualitas pipil kering atau naik dari harga Rp3.000 per kilogram sebelumnya,” ujarnya.

Terlebih lagi, lanjut Subagia, kini di Kecamatan Selemadeg Timur sudah ada mesing pengering (dryer) yang bisa menampung produksi jagung pada saat panen raya. Kondisi tersebut pastinya membuat animo masyarakat menanam jagung meningkat karena keuntungannya juga lumayan. Jadi, ada kecenderungan luas tanaman jagung di Kabupaten Tabanan mengalami peningkatan belakangan ini. *man