Minggu, November 24, 2024
BerandaBaliHarga Jual Stabil, Budi Daya Kodok Lembu Janjikan Keuntungan  

Harga Jual Stabil, Budi Daya Kodok Lembu Janjikan Keuntungan  

Harga jual hasil peternakan cenderung mengalami penurunan di tingkat peternak saat ini.

Tabanan (bisnisbali.com)-Harga jual hasil peternakan cenderung mengalami penurunan di tingkat peternak saat ini. Di tengah persoalan itu, budi daya kodok lembu tampaknya bisa menjadi pilihan alternatif usaha yang menjanjikan. Sebab, serapan pasar kalangan restoran meminta dalam jumlah yang tak terhingga dibarengi harga jual yang cenderung stabil selama ini.

Hal itu seperti diungkapkan oleh Gede Oka di Banjar Adat Tlengis, Desa Bengkel, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Minggu (8/10). Peternak kodok lembu ini mengaku menggeluti budi daya kodok berawal dari kesenangannya melihat tingkah laku hewan amphibi ini di dalam kolam. Pada tahun 1996 setelah pensiun dari profesi guru SD, ia mulai mencoba menekuni usaha budi daya kodok lembu. Akan tetapi usaha tersebut tidak berjalan mulus, karena mengalami rugi dan akhirnya memutuskan berhenti budi daya pada tahun 2012.

Berkat perkembangan teknologi dengan mencari tahu cara budi daya ditambah informasi yang didapatnya dari sejumlah teman di luar Bali terkait budi daya kodok lembu yang lebih efisien dan murah, pada tahun 2015 ia kembali mencoba. Gede Oka mendatangkan bibit dalam bentuk kecebong dari Jawa dan beberapa dari lokal Bali (Desa Jegu, Tabanan). “Akhirnya dari mencoba kembali budi daya, saya berhasil mengantongi untung. Itu membuat saya kembali bersemangat, sehingga melakoni usaha hingga saat ini,” tuturnya.

Pria berusia 62 tahun ini kini budi daya kodok di kolam yang masing-masing berukuran 1,5 x 1 meter di atas lahannya seluas  2 are. Usaha ini memiliki kapasitas produksi sebanyak 2.500 ekor kodok lembu. Jumlah tersebut mampu berproduksi rata-rata 7 kuintal setiap kali panen. Sebagai gambaran, dari penjualan Rp10 juta setiap kali panen, untung yang didapatnya mencapai Rp5 juta.

Gede Oka menjelaskan, budi daya kodok lembu tidak susah dan memiliki potensi pasar yang tidak terhingga sebagai bahan baku konsumsi atau sajian hidangan di kalangan usaha restoran. Hal itu sekaligus membuat harga jual kodok lembu di tingkat peternak cenderung stabil berada di harga Rp50 ribu per kilogram.

Potensi menjanjikan tersebut hanya membutuhkan waktu budi daya selama tujuh bulan. Mulai dari cebong menjadi percil (kodok kecil) membutuhkan waktu dua bulan. Selanjutnya dari percil menjadi katak siap konsumsi memerlukan waktu lima bulan. Terpenting rutin mengganti air kolam setiap hari dan tentunya memberikan pakan. ”Selama ini untuk penjualan ketika panen, saya tidak mengalami kesulitan. Sebab, pembeli atau pengepul selalu datang ke kolam dan menyerap habis produksi saya,” paparnya.

Meski budi daya kodok menjanjikan keuntungan, Gede Oka belum bisa menambah produksi atau populasi usaha. Ia mengadapi keterbatasan modal usaha selama ini. *man

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer