Denpasar (bisnisbali.com) –Pemerhati ekonomi menyakini kemiskinan ekstrem bisa ditekan dengan peran semua pihak seperti pemerintah, swasta, pelaku usaha dan lainnya. Tumbuhnya ekonomi Bali saat ini diharapkan pula mampu membuka lapangan pekerjaan sehingga dapat mengurangi pengangguran dan kemiskinan.
Pemerhati ekonomi yang juga Rektor Undiknas University, Prof. Dr. Ir. Nyoman Sri Subawa di Denpasar mengatakan, untuk menekan kemiskinan yang ekstrem tentu banyak hal yang perlu dilakukan. Di antaranya, menyediakan lapangan pekerjaan, kemudian pendidikan masyarakat terus ditingkatkan melalui edukasi atau pembelajaran baik secara formal maupun noformal.
Menurutnya, pengetahuan, skill dan kemampuan bekerja itu sangat penting bagi masyarakat, khususnya bagi para investor. Investor maupun pelaku usaha yang membuat lapangan pekerjaan atau usaha-usaha baru tentu menyerap tenaga kerja yang memiliki kompetensi. Dan, kompetensi itu bisa terpenuhi ketika apa yang diharapkan oleh pengusaha maupun investor sesuai dengan yang dibutuhkan. Harapannya adalah mereka semua terserap sebagi tenaga kerja sehingga bisa meminimalkan kemiskinan.
“Dengan mereka berpendapatan dari bekerja tentu meningkatkan daya beli masyarakat sehingga menekan tingkat pengangguran dan tentu mengurangi kemiskinan,” ucapnya.
Prof. Sri Subawa pun menegaskan, tidak mudah memang menghilangkan kemiskinan ekstrem dan mencapai nol persen. Sebab negara manapun, baik itu yang sudah maju pun tingkat kemiskinannya masih ada. Kendati demikian, tetap pemerintah, swasta, masyarakat secara umum selalu berupaya mengurangi tingkat kemiskinan secara ektrem.
“Saya yakin dengan kebijakan pemerintah melalui regulasi pemerintah dan upaya dari masyarakat dan para investor maupun pengusaha, pelaku usaha bisnis, UMKM yang menyerap tenaga kerja sebanyak-banyaknya serta membangun kebiasan untuk bekerja keras bisa menekan kemiskinan,” ujarnya.
Prof. Sri Subawa pun optimis hal tersebut dengan melihat kondisi ekonomi Bali di 2023 yang terus tumbuh dengan membaiknya sektor pariwisata. “Pariwisata kita sudah tumbuh dengan baik, kemudian ekonomi juga bangkit diiringi dengan pelaku bisnis dan UMKM juga tumbuh. Ekonomi Bali sepanjang 2023 ini optimis akan tumbuh,” ungkapnya.
Sementara itu BPS Bali mencatat persentase kemiskinan daerah ini pada Maret 2023 berada di angka 4,25 persen. Dari angka tersebut, 0,54 persen di antaranya termasuk dalam golongan kemiskinan ekstrem sesuai survei nasional.
Sementara ekonomi di Pulau Dewata pada triwulan II-2023 tumbuh sebesar 6,96 persen dibandingkan dengan triwulan I-2023 (q-to-q). Secara tahunan, ekonomi Bali triwulan II 2023 juga tercatat tetap kuat sebesar 5,60 persen (yoy), yang lebih tinggi dari ekonomi nasional yang tumbuh 5,17 persen (yoy).
Meningkatnya aktivitas pariwisata di Bali selama periode triwulan II-2023 juga turut mendorong pertumbuhan ekonomi. Geliat pariwisata Bali tercermin dari naiknya jumlah kunjungan wisatawan selama periode triwulan II-2023
Ditinjau dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan II-2023 (q-to-q), pertumbuhan ekonomi Bali sebesar 6,96 persen paling tinggi bersumber dari kategori administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib dengan sumbangan sebesar 1,86 persen. Sementara kontribusi kategori lain terhadap pertumbuhan ekonomi Bali pada periode triwulan II 2023 yaitu kategori penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 1,54 persen, dan kategori pendidikan sebesar 0,75 persen. Sedangkan gabungan dari 14 kategori lainnya tercatat memberi sumbangan sebesar 2,81 persen terhadap pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan II-2023 (secara q-to-q). *dik