Mangupura (bisnisbali.com) – Di dunia, Bali telah terkenal dengan pariwisata budayanya. Namun pascanpandemi, keindahan bukanlah satu-satunya yang diinginkan wisatawan, terutama turis asing, melainkan juga keamanannya. Kondisi ini menurut Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Fadjar Hutomo, menjadi salah satu isu yang dibahas dalam WTN Summit TIME 2023, di Jimbaran 29-30 September.
“Faktor keamanan sangat dibutuhkan dalam membuat wisatawan mau berkunjung ke Bali atau Indonesia. Otoritas keamanan ini kan ada di kepolisian, forkompinda di daerah. Inilah yang menurut saya perlu terus didorong,” ungkap Fajar Utomo didampingi Chairman World Tourism Network, Juergen Steinmetz dan tourist consultant, Alain St.Ance disela-sela event WTN TIME 2023 di Renaissance Resort & Spa di Uluwatu Bali, Jum’at (29/9/2023).
Penyelenggaraan WTN Summit TIME 2023 bertujuan memperkuat momentum jalinan kesatuan antara kepariwisataan dengan dunia usaha terutama kepada kalangan sektor usaha kecil dan menengah (UMKM) atau SME (Small & Medium Enterprise). Hampir 90 persen sektor UMKM cenderung terkoneksi dengan dunia kepariwisataan.
Untuk itulah para praktisi kepariwisataan dunia berkumpul untuk mendiskusikan langkah-langkah komprehensif yang layak ditempuh demi tercapainya tata kelola kepariwisataan di Bali yang lebih baik sehingga terposisikan menjadi bagian dari Hub kreatif dunia.
“WTN Summit TIME 2023 yang terhimpun dari 133 negara ini juga nantinya diharapkan dapat memberikan masukan dan sumbang saran demi mempercepat tercapainya kualitas pariwisata Indonesia yang berkelanjutan (quality & sustainable tourism) terutama yang lebih memberdayakan potensi sektor UMKM,” kata Ketua WTN Indonesia, Mudi Astuti.
Event ini juga membahas topik terkait kerjasama penanganan isu perubahan iklim global, penanganan sampah, digitalisasi pemasaran kerjasama promosi dengan beberapa SME kelas dunia.
Fajar Hutomo memastikan sebagai bagian dari komitmen pemerintah untuk terus mengembangkan pariwisata yang berkelanjutan sustainable dan juga berkualitas.
“Kami memang menyadari bahwa pariwisata itu kan persepsi ya tergantung bagaimana kita mengelola dari sisi yang positif sehingga kita mengantisipasi dari segala sesuatu hal yang akan berdampak negatif bagi konsumen pariwisata. Sehingga intinya kita harus memastikan Bali bisa menjadi salah satu tujuan destinasi pariwisata yang aman, karena ‘tourism is not only for you but also safety’ karena sekedar indah saja kan ngak cukup untuk agar turis mau datang, tentunya bilamana kita menginginkan bali yang aman dan nyaman, bukan hanya terlihat dari pelaku wisatanya, bukan hanya pemerintahnya, akan tetapi juga turis-turisnya. ‘We should be responsible tourist’, kita harus menjadi wisatawan yang bertanggung jawab juga.
Sementara itu, Founder & Chairman World Tourism Network, Juergen T Steinmetz menegaskan, konferensi WTN Summit TIME 2023 juga memberikan masukan dan sumbang saran kepada Indonesia untuk dapat mempercepat tercapainya peningkatan kualitas kepariwisataan yang sustainable. *rah