HARGA beras di pasaran masih dirasakan mahal oleh masyarakat. Menyikapi kondisi ini Ketua Umum Badan Pengurus Daerah (BPD) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bali, Agus Pande Widura di Denpasar, belum lama ini menyampaikan, selama kenaikan harga beras semasih terkontrol atau stabilitas harga masih terjaga, ini tentu menguntungkan bagi petani. Namun tetap harus dicari titik tengah antara keuntungan petani dengan kemampuan masyarakat Indonesia untuk membeli beras itu sendiri. “Jangan sampai harga melambung tinggi sehingga masyarakat tidak bisa mendapatkan maupun mengkonsumsi beras tersebut,” katanya.
Hipmi juga merespons beberapa isu yang menginformasikan akan dilakukannya impor beras. Untuk impor beras, menurutnya, itu harus dicek dahulu datanya. Apakah betul-betul beras di dalam negeri mengalami keterbatasan yang bisa membuat harga melambung hingga akhir tahun?
“Ini yang harus diperhatikan dahulu sebelum melakukan impor. Dipastikan dahulu data-datanya seberapa parah produksi beras di Indonesia mengalami kesulitan,” sarannya.
Agus menambahkan, ketika berbicara impor beras, hal tersebut memungkinan saja. Hanya saja harus dijaga beras kelas menengah maupun premium. Jangan sampai harga beras kelas menengah ini mengalami gejolak harga yang sangat jauh sehingga masyarakat tidak bisa membeli beras dengan harga relatif terjangkau.
Begitupula terkait risiko kenaikan harga beras akan membuat laju inflasi menjadi tinggi, Agus Widura menilai ada kemungkinan mengarah ke hal tersebut. Oleh karenanya, ia menekankan betapa pentingnya stabilitas harga dijaga, jangan sampai bergejolak jauh.
Ia pun menilai, sebenarnya banyak faktor yang menyebabkan kenaikan harga komoditas ini. Salah satunya, tidak sesuainya suplai dan demand serta pengaruh dari ancaman fenomena alam yang terjadi. Inilah yang harus dipelajari jangan sampai harga melonjak di pasaran.
Sebelumnya Ketua Dewan Pimpinan Daerah Aprindo Bali, Anak Agung Ngurah Agung Agra Putra menyatakan sampai saat ini pasokan beras di kalangan peritel di daerah ini masih dalam kondisi aman. Hanya saja, harga beras tidak dipungkiri masih tergolong mahal dari harga normalnya. ”Untuk peritel di Bali, kondisi dari suplai masih tergolong normal. Pasokan masih aman, belum sampai ada isu kami peritel di Bali tidak mendapatkan pasokan beras dari distributor. Tetapi memang harga beras mengalami peningkatan 4-5 persen,” katanya.
Harga beras rata rata kini berkisar Rp13 ribu-Rp14 ribu perkilogram (kg) untuk jenis beras premium dan tergantung merek. Harga beras sebelumnya di kisaran Rp11 ribu – Rp12 ribu per kg. *dik