Denpasar (bisnisbali.com) – Puncak El Nino yang diprediksi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan berlangsung hingga akhir bulan ini dikhawatirakan akan berdampak pada ketahanan pangan yakni beras. Pasalnya fenomena ini membuat curah hujan sedikit yang akan berpengaruh pada pertanian padi.
Untuk itu pemantauan stok beras di Gudang Bulog terus dilakukan, tak terkecuali oleh Pj. Gubernur Bali S.M Mahendra Jaya. Pihaknya melakukan monitoring stok beras di Gudang Perum Bulog Batubulan, Jumat (22/9). Tak hanya itu kelancaran distribusi beras di pasar tradisional juga dipantau olehnya.
Disampaikan Mahendra, El Nino yang telah diprediksi oleh BMKG akan membuat kekhawatiran dampak yang ditimbulkan terhadap ketahanan pangan yakni beras. Untuk itu pihaknya bersama para Kepala OPD melakukan peninjauan untuk memastikan ketersediaan pasokan beras, kelancaran distribusi, hingga stabilitas harga beras dalam kondisi aman.
Sementara itu, Kepala Bulog Kanwil Bali Sony Supriadi mengungkapkan, di Bali terdapat 7 gudang bulog, di mana total keseluruhan stok pasokan beras saat ini mencapai 15 ribu ton, sedangkan stok di Gudang Bulog Batubulan sendiri sebanyak 833 ton. Untuk itu, ketersediaan beras di Bali dalam mengantisipasi dampak dari badai El Nino dipastikan aman.
Disampaikan Sony Supriadi, harga beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pasar (SPHP) di Bulog adalah Rp9.950 per kilogram. Sementara Harga Eceran Tertinggi (HET) beras SPHP di pasaran adalah Rp10.900. “Berdasarkan hasil pemantauan, ketersediaan beras di Gudang Bulog Batubulan saat ini mencukupi untuk memenuhi kebutuhan tiga bulan ke depan, dengan distribusi beras berjalan lancar,” terangnya.
Lepas melakukan peninjauan di gudang Bulog Batubulan, PJ. Gubernur lanjut melakukan monitoring ke Pasar Tradisional-Kuta I, Badung terkait penjualan dan pasokan beras SHPP. *wid