Mangupura (bisnisbali.com)-Harga babi merosot tajam yang kini di peternakan rakyat mencapai Rp28.000 hingga Rp30.000 per kilogram. Anjloknya harga disinyalir akibat adanya over populasi yang kondisi ini sangat merugikan peternak di tengah tingginya harga pakan.
Ketua Gabungan Usaha Peternak Babi Indonesia (GUPBI) Bali I Ketut Hari Suyasa saat ditemui di kediamannya di Abiansemal, Badung, Minggu (17/9) kemarin mengatakan, beberapa minggu terakhir ini harga babi terus merosot. Dari sejak Galungan yang diharapkan harga babi bisa menyentuh Rp40.000 per kilogram, namun harga tertinggi yang didapat hanya Rp35.000 per kilogram. “Bahkan saat Galungan aja Rp35.000 (harga babi), yang diharapkan Rp40.000. Saat Galungan aja peternak sudah nangis,” terangnya.
Sementara harga pokok produksi (HPP) para peternak Rp40.000 per kilogram. Dengan itu, dia menyebutkan peternak mengalami kerugian rata rata sekitar Rp1,2 juta per ekor. “Maka kita bisa bayangkan, bagaimana beratnya situasi ini,” katanya.
Menurutnya kondisi ini bisa ditanggulangi, jika Pemerintah Daerah sebelumnya mau menetapkan harga jual babi, sehingga tidak terjun bebas. Padahal, kata Suyasa, pasca kasus ASF yang terjadi beberapa tahun lalu, Bali proses pemulihan cukup cepat sehingga Bali yang bisa beternak kembali. Namum momen ini tidak memberi dampak positif yang berkelanjutan bagi peternak mengingat harga yang didapat saat ini.
Di sisi lain, Hari Suyasa mengakui terjadi over populasi. Saat sebelum wabah ASF menyerang yaitu tahun 2018, jumlah populasi babi di Bali mencapai 988 ribu ekor. Sementara saat ini populasi babi di Bali sudah mencapai 1,6 juta.
Data tersebut juga didukung dengan kian bertambahnya produksi pakan oleh pabrikan, meski di tengah harga pakan yang cukup tinggi saat ini. Dia menyebutkan 1 pabrik menambah produksi pakan hingga 25 persen.
Hari Suyasa mengatakan, jika dilihat dari jumlah populasi tersebut, dalam sehari harusnya babi bisa dipanen sekitar 10 ribu ekor. “Pertanyaannya, sudahkah 10 ribu ekor babi dipanen setiap harinya? Ini juga menjadi PR buat pemerintah,” imbuhnya. *wid