Tabanan (bisnisbali.com)–Sejumlah petani di Kecamatan Selemadeg Timur (Seltim) menghasilkan jagung biji kering hingga 9,5 ton per hektar pada musim panen saat ini. Budi daya jagung di Seltim bagian selatan yang merupakan sawah tadah hujan dikembangkan seluas 1.500 hektar atau sekitar 15 subak dari total 2.123 hektar sawah atau 26 subak.
Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Selemadeg Timur I Ketut Sarjawa menyampaikan, sawah terdampak musim kemarau, namun tetap bisa berproduksi. Hanya jenis tanaman yang dibudidayakan adalah jagung, komoditas yang selalu ditanam setiap musim kemarau. “Petani di Seltim  khususnya daerah sawah tadah hujan bagian selatan selalu menanam tanaman hortikultura seperti jagung setiap musim kemarau,” jelasnya, Senin (11/9).
Pada musim kemarau tahun ini budi daya jagung dikembangkan di 15 subak dan kini sebagian besar sedang memasuki masa panen. Produksi jagung di Seltim cukup menjanjikan karena mencapai 9,5 ton biji kering panen per hektar. Ditambah lagi harga biji jagung kering di pasaran cukup bagus yaitu Rp6.000 per kilogram. “Petani jagung di Seltim bersuka cita karena harga jagung sedang bagus sekarang ini,” ujarnya.
Harga tersebut mengalami peningkatan dibandingkan musim panen tahun sebelumnya yang hanya di kisaran Rp5.200 hingga Rp5.400 per kilogram. ”Produksi jagung pada musim panen ini langsung dibeli oleh konsumen. Mereka datang ke petani dan peminatnya cukup banyak,” kata Sarjawa.
Ditambahkannya, pada musim kemarau ini pengembangan tanaman jagung di Kecamatan Seltim sebagian besar di bagian selatan. Sementara 11 subak di sebelah utara Kecamatan Seltim menanam padi sepanjang tahun. Hal ini dikarenakan mereka memiliki sumber air sendiri. “Saat ini 11 subak sedang mengolah tanah sekitar 623 hektar dan ada juga yang sudah menanam padi,” pungkasnya. *man