Tabanan (bisnisbali.com)–Harga gabah kualitas Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani kian mahal. Terbaru, harga GKP sudah kembali naik menyentuh Rp6.800 per kilogram. Bahkan, pembeli atau saudagar dari Jawa siap menyerap hasil panen di tingkat lokal dengan harga Rp7.000 per kilogram.
Pemilik usaha penggilingan gabah yang juga Ketua Perpadi Tabanan Ketut Budiarta, Senin (11/9), mengungkapkan pada awal musim panen ini harga gabah di tingkat petani di Tabanan terus bergerak naik. Harga GKP meningkat dari Rp6.000 menjadi Rp6.300 per kilogram pada akhir Agustus lalu. Harga tersebut kembali melonjak ke posisi Rp6.800 hingga Rp7.000 per kilogram saat ini.
Menurutnya, berlanjutnya kenaikan harga gabah karena sebaran titik-titik panen masih sedikit, sehingga belum berpengaruh terhadap tertekannya harga jual gabah di pasaran. Ditambah lagi jumlah permintaan pembelian hasil panen petani yang tinggi tidak hanya datang dari saudagar lokal. Hal yang sama juga dilakukan saudagar luar Bali. “Akibatnya harga gabah semakin mahal. Hasil panen banyak yang lari ke luar Bali karena mereka berani membeli dengan harga tinggi,” tuturnya.
Budiarta menjelaskan, seiring makin mahalnya gabah maka harga beras di tingkat usaha penggilingan juga ikut naik. Minggu lalu harga beras kualitas medium kemasan isi 10 kilogram sudah dijual Rp12.700 per kilogram, sedangkan kini diperdagangkan Rp13.000 per kilogram. Begitu pula harga beras kualitas medium isian 5 kilogram melonjak ke posisi Rp13.500 per kilogram.
Untungnya lonjakan harga beras tidak berdampak pada melemahnya permintaan pasar. Terbukti, gabah yang dibeli dan kemudian diproses giling selalu habis terserap pasar. Bahkan, sejumlah permintaan pelanggan (supplier) tidak bisa dipenuhi karena habisnya bahan baku (gabah). ”Dapat beli gabah namun jumlahnya tidak tentu. Ketika dapat semuanya terserap habis oleh pasar dalam bentuk beras. Tidak ada stok gabah di gudang saat ini,” jelasnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian Tabanan Made Subagia mengatakan ribuan hektar lahan sawah akan memasuki musim panen pada September ini. Rinciannya, di Kecamatan Selemadeg Barat panen seluas 19 hektar, Selemadeg 202 hektar dan Selemadeg Timur 40 hektar.
Selanjutnya di Kecamatan Kerambitan panen seluas 52 hektar, Tabanan 202 hektar, Kediri 1.057 hektar sekaligus menjadi yang terluas, dan Marga 137 hektar. Sementara di Kecamatan Baturiti, Penebel dan Pupuan tidak terjadi panen pada bulan ini.
Panen di tengah mahalnya harga gabah sekarang ini diakui Subagia memberi berkah tersendiri bagi petani karena nilai jual berada pada posisi menguntungkan. Terlebih permintaan pasar akan hasil panen (gabah) tetap tinggi untuk menjaga ketahanan pangan. *man