Minggu, November 24, 2024
BerandaBaliInflasi di Bali Masih Dipengaruhi Kenaikan Tujuh Kelompok Pengeluaran

Inflasi di Bali Masih Dipengaruhi Kenaikan Tujuh Kelompok Pengeluaran

Pada Agustus 2023, perkembangan harga berbagai komoditas (barang dan jasa) konsumsi di Provinsi Bali yang diwakili Kota Denpasar dan Kota Singaraja secara umum menunjukkan kenaikan.

Denpasar (bisnisbali.com) –Pada Agustus 2023, perkembangan harga berbagai komoditas (barang dan jasa) konsumsi di Provinsi Bali yang diwakili Kota Denpasar dan Kota Singaraja secara umum menunjukkan kenaikan.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, Endang Retno Sri Subiyandani di Denpasar menerangkan, berdasarkan hasil pemantauan perkembangan harga barang dan jasa di dua kota tersebut, pada Agustus 2023 tercatat inflasi setinggi 0,23 persen yang ditunjukkan dengan peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 114,93 pada Juli 2023 menjadi 115,19 pada Agustus 2023.

Sementara itu, tingkat inflasi tahun kalender (year to date/ytd) Agustus 2023 sebesar 1,71 persen. Tingkat inflasi tahun ke tahun (Agustus 2023 terhadap Agustus 2022 atau yoy) tercatat setinggi 2,99 persen. “Inflasi terjadi karena kenaikan harga barang/jasa konsumsi masyarakat yang ditunjukkan oleh naiknya IHK pada tujuh kelompok pengeluaran,” katanya.

Tujuh kelompok pengeluaran itu yaitu kelompok pendidikan setinggi 2,27 persen, kelompok kesehatan setinggi 0,48 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya setinggi 0,46 persen. Kemudian, kelompok makanan, minuman dan tembakau setinggi 0,42 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga setinggi 0,36 persen, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya setinggi 0,29 persen dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran setinggi 0,15 persen.

Sebaliknya, empat kelompok tercatat deflasi yaitu kelompok transportasi sedalam 0,89 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sedalam 0,18 persen, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sedalam 0,11 persen serta kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sedalam 0,01 persen.

“Jika diurai menurut penyumbangnya, inflasi gabungan dua kota di Provinsi Bali disumbang oleh kelompok pendidikan sebesar 0,1568 persen, kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,1115 persen,” ujarnya.

Selanjutnya dari kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,0322 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,0260 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,0153 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran  sebesar 0,0141 persen dan kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,0053 persen.

Ia pun mengungkapkan komoditas yang tercatat mengalami kenaikan harga atau memberikan sumbangan inflasi pada bulan Agustus 2023 antara lain akademi/perguruan tinggi, cabai rawit, canang sari, beras, telur ayam ras, rokok putih, sekolah dasar, air kemasan, sate, dan mangga. Sementara itu, komoditas yang tercatat mengalami penurunan harga atau menahan laju inflasi dengan memberikan sumbangan negatif, antara lain angkutan udara, bawang merah, daging ayam ras, bahan bakar rumah tangga, cabai merah, buah naga, sawi putih/pecay/pitsai, pakaian bayi, tomat dan apel. *dik

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer