Cegah Risiko Kenaikan Harga Beras di Akhir Tahun

144
ANTISIPASI - Pemerintah diharapkan melakukan antisipasi mencegah risiko kenaikan harga gabah maupun beras di pasaran, khususnya hingga akhir tahun ini.

Denpasar (bisnisbali.com) – Imbas dari el nino diproyeksikan akan terjadi hingga akhir tahun. Oleh karenanya, pemerintah diharapkan sudah mulai melakukan antisipasi guna mencegah risiko kenaikan harga gabah maupun beras di pasaran, khususnya hingga akhir tahun ini.

Pemerhati ekonomi Kusumayani, M.M. di Denpasar menilai, mahalnya harga beras belakangan ini dampak dari el nino cuaca ekstrem, atau kemarau yang lebih panjang. Diproyeksikan ancaman el nino tidak hanya berdampak ke gabah maupun beras saja, namun bisa pula rentana menyasar komoditas nonberas seperti cabai, bawang dan sebagainya. “Inilah yang harus menjadi perhatian. Jangan sampai el nino berimbas ke berbagai komoditas pertanian lainnya,” sarannya.

Secara pasti ia mengakui tidak memahami bagaimana potensi pertanian Bali, namun secara ekonomi ia menilai el nino tentu akan membuat terjadinya perlambatan produksi beras. Namun demikian, pihaknya optimistis pemerintah akan melakukan antisipasi. Itu sesuai keterangan pemerintah di mana terdapat perlambatan produksi sebanyak 1,2 juta ton beras. Meski begitu, produksi beras Indonesia masih tetap cukup dengan total 30 juta ton beras per tahun. Sehingga, sampai saat ini ketahanan pangan di Indonesia masih aman.

Sebelumnya Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey menerangkan harga beras di pasaran saat ini mulai mengalami kenaikan dan diproyeksikan hingga akhir tahun akan berpeluang mengalami kenaikan lagi akibat musim elnino. Aprindo berharap pemerintah bisa menambah beras bulog Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan atau SPHP ke ritel modern

“Artinya apa, beras sangat tergantung dengan air sedangkan elnino itu kering sehingga tentu akan berdampak pada produksi beras,” katanya.

Menurutnya beras merupakan bahan makanan pokok masyarakat sehingga Aprindo berharap pemerintah segera mengambil tindakan dengan mere-covery. “Caranya tentu dengan harus impor. Saat ini cadangan beras dikatakan aman harus 1,2 juta ton, sedangkan yang baru diimpor  500 ribu ton, tentu kondisi itu tidak cukup memunuhi kebutuhan,” ujarnya.

Untuk itu, Aprindo memandang pemerintah perlu langkah langkah proaktif mengingat elnino diproyeksikan terjadi hingga akhir tahun .Artinya harga gabah beras berpotensi terus meningkat. Hari in misalnya, harga beras dikabrakan naik karena dampak elinino. Karenanya diharapkan ada langkah langlah proaktif tanpa menunggu keadaan lebih buruk lagi. Di sinilah perlu adanya keseimbangan karena beras berkaitan suplay dan demand. Ketika demand tetap, konsumsi msyarakat tetap, tetapi saat suplai kurang maka harga akan naik. “Produktivitas tidak mencukupi terhadap keadaan terjadi saat ini. Jangan sampai eforia terhadap tahun demokrasi namun kebutuhan pokok masyarakat ini tidak menjadi diutamakan,” ucapnya.

Solusinya, Aprindo berharap beras SPHP ditambah. Beras bulog SPHP kualitas simpor sudah Rp 9.450 per kg, tetapi sayangnya beras SPHP terbatas. Anggota Aprindo sudah berkoordinasi agar beras ini ditambah lagi ke penjual ritel modern mnegingat animo masyarakat terhadap beras SPHP yang disupprt bulog sangat bagus. *dik