Denpasar (bisnisbali.com) – Harga beras di pasaran kembali naik. Harga eceran sudah mencapai Rp15.000 per kilogram untuk kualitas premium (merek Putri Sejati). Kenaikan harga ini terjadi secara bertahap.
Salah seorang pemilik warung kelontong di kawasan Denpasar, Sinta Lestari, diwawancarai Rabu (30/8) mengatakan, untuk beras premium kemasan 5 kilogram saat ini sudah mencapai Rp70.000 per bungkus. “Sebelumnya itu Rp69.000 per 5 kilogram, sebelumnya lagi itu Rp68.000,” ujarnya.
Demikian juga beras medium (kemasan polos) mengalami kenaikan. Dalam waktu sebulan ini harga mengalami beberapa kali kenaikan. Dari Rp62.000 per 5 kilogram menjadi Rp65.000 dan kini Rp67.000 per 5 kilogram. Sinta menyebutkan, kenaikan ini kembali terjadi sejak 2 hari terkahir.
Kenaikan secara bertahap juga diakui salah seorang beras grosir di Kawasan Ubung, Denpasar Putu Septiasa. Dia mengatakan, kenaikan harga beras terus terjadi yaitu Rp100 per kilogram per harinya. Dia mengaku kenaikan ini terjadi sejak H+1 Galungan lalu.
Diakuinya, pada bulan ini memang rentan terjadi kenaikan harga beras dan selalu berulang setiap tahunnya. Hanya saja dia menyayangkan, pas musim panen raya, Maret lalu, tidak ada penurunan harga. Kenaikan ini diprediksi terus berlanjut hingga akhir tahun dan awal tahun 2024 nanti.
Kenaikan harga beras ini menurutnya terjadi karena saat ini panen tengah berkurang. “Pemasok saya yang dari Tabanan sepertinya sudah tidak punya stok. Karena telponnya sudah tidak aktif,” terangnya.
Sementara itu, terkait ketersediaan cadangan beras di Bali, Manajer SCPP Bulog Kantor Wilayah Bali, Avrilia Purwandari, belum lama ini mengatakan, saat ini stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) mencapai 3.714.036 kilogram atau 3.714 ton. Jumlah tersebut diakuinya cukup untuk 3 bulan ke depan. “Untuk cadangan beras di Provinsi Bali stoknya masih mencukupi dan aman,” ungkapnya.
CBP ini telah disalurkan lewat stabilisasi pasokan harga pangan (SPHP). “SPHP ini diglontorkan lewat pelaksanaan pasar murah,” jelasnya. *wid